Tak Berkategori

Haji Isam Bangun 4 Smelter, Jangan Ikuti Jejak Meratus Steel!

apahabar.com, BANJARBARU – Pembangunan 4 unit smelter atau instalasi peleburan nikel milik Andi Syamsuddin Arsyad atau…

Menteri BUMN Erick Thohir mendampingi Presiden Jokowi (Jokowi) dalam peresmian pabrik biodiesel milik Jhonlin di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Foto: Ist

apahabar.com, BANJARBARU – Pembangunan 4 unit smelter atau instalasi peleburan nikel milik Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam diyakini bakal membawa angin segar.

Ekonom dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Prof Muhammad Handry Imansyah menilai potensi megaproyek satu ini sangat bagus di Kalsel.

Menurutnya, pembangunan smelter tentu akan menciptakan banyak peluang kesempatan kerja serta berbagai investasi sektor lainnya.

"Karena dengan pembangunan tentu menciptakan permintaan sektor-sektor lainnya yang bisa menunjang pembangunan smelter, baik sektor hulunya maupun hilirnya," ucapnya kepada apahabar.com, Selasa (21/12).

Seiring hal tersebut Prof Handry bilang sumber daya alam (SDA) di Kalsel perlu diperhatian dengan serius.

"SDA inputnya apakah sudah mencukupi dan sesuai dengan spesifikasi. Harus benar-benar dikaji secara serius," katanya.

Namun ia mengingatkan jangan sampai kejadian proyek mangkrak di Kabupaten Tanah Bumbu kembali terulang.

Yang dimaksud adalah PT Meratus Jaya Iron & Steel. Perusahaan ini bergerak di bidang usaha Industri Pengolahan Besi dan Baja Dasar atau Smelter. Sekalipun sudah menghabiskan Rp3,9 triliun, proyek ini mangkrak sejak 2015 silam.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) punya target untuk membangkitkan proyek pengolahan biji besi tersebut.

"Mungkin dulu kajiannya kurang mendalam mengenai potensi ketersediaan bahan baku. Barangkali dulu jenis biji besi yang akan diolah tidak tersedia secara mencukupi," bebernya.

Di samping itu, lanjut Handry, sumber daya manusia (SDM) di Kalsel juga penting diperhatikan.

Karena pekerja di sektor industri smelter menuntut budaya kerja yang tinggi dan disiplin.

Tak ada toleransi terhadap kesalahan atau keledoran. Sedikit saja ada kesalahan akan berakibat pada kerugian yang sangat besar.

"Jadi budaya disiplin, tepat waktu dan bekerja selalu presisi menjadi syarat wajib," tuturnya.

Oleh karena itu, dia meminta berbagai latihan kerja dan sekolah vokasi serta umum harus meningkatkan budaya disiplin. Kemudian, membudayakan semua kegiatan memiliki presisi yang tinggi.

"Bila tidak disiapkan dari sekarang, maka siap-siap saja sumber daya manusia di Kalsel menjadi penonton saja," ujar Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis ULM ini.

Terlebih, lanjut Handry, nanti akan ada permintaan SDM yang berkualifikasi tinggi dengan budaya disiplin tinggi untuk pembangunan ibu kota baru di Kaltim yang tak jauh dari Kabupaten Tanah Bumbu.

"Jadi intinya adalah persiapkan berbagai infrastruktur sosial dan SDM guna menyambut pembangunan smelter yang berkapasitas besar ini," pungkasnya.

Haji Isam Bangun 4 Smelter, Cadangan Nikel Kalsel Diakui Terbatas