Hadapi Tantangan Era Digital, Ini yang Harus Dilakukan UMKM di Kalsel

Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kalimantan Selatan (Kalsel) harus beradaptasi terhadap perkembangan era digital.

Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kalimantan Selatan (Kalsel) harus beradaptasi terhadap perkembangan era digital. Foto: Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN - Sebagai salah satu penggerak ekonomi nasional, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kalimantan Selatan (Kalsel) harus beradaptasi terhadap perkembangan era digital.

Hal ini guna menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kecil dan Menengah Mikro Nusantara (APIMSA), Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, menegaskan UMKM merupakan benteng pertahanan perekonomian Indonesia karena daya tahannya yang tinggi terhadap guncangan global.

Namun, tanpa kekompakan dan peningkatan kualitas, sektor ini berisiko tertinggal.

“UMKM itu tahan banting, tapi kalau hidup dalam tempurung tanpa adaptasi, mereka pasti akan kalah. Kolaborasi dan digitalisasi adalah kunci,” ujarnya saat melantik Apimsa Kalsel, di Banjarmasin.

Ketua Apimsa Kalsel, Hilyah Aulia menambahkan, kepengurusan baru akan segera menggelar rapat kerja untuk memperluas struktur hingga kabupaten/kota se-Kalsel.

Salah satu prioritasnya adalah membantu penerbitan sertifikat halal bagi UMKM.

“Banyak UMKM belum bersertifikat halal karena ketidaktahuan. Apimsa akan hadir untuk mendampingi,” ujarnya.

Hilyah juga menekankan pentingnya peran perempuan dalam pemulihan ekonomi daerah, terutama melalui UMKM yang dijalankan dari rumah tangga.

“Ibu-ibu yang paling merasakan dampak ekonomi, tapi juga mereka yang berjuang memulihkannya lewat usaha kecil,” tambahnya.

Kehadiran Apimsa di Kalsel diharapkan menjadi katalis bagi tumbuhnya UMKM baru, khususnya yang digerakkan perempuan, serta mendorong ekonomi inklusif dan berkelanjutan di daerah.