News

Hacker Indonesia Diminta Tidak Ikut Serang Rusia

apahabar.com, JAKARTA – Hacker Indonesia diminta tidak turut campur dalam masalah perang Rusia dan Ukraina, terlebih…

ilustrasi, hacker Indonesia. Foto-Net.

apahabar.com, JAKARTA – Hacker Indonesia diminta tidak turut campur dalam masalah perang Rusia dan Ukraina, terlebih melakukan serangan siber ke Rusia. Pasalnya, serangan itu bisa menjadi bumerang bagi Indonesia.

Ahli keamanan siber dari CISSReC, Pratama Persadha mengatakan serangan siber ke Rusia dari Indonesia bisa menjadi bumerang ke sistem keamanan digital dalam negeri.

Menurut Pratama, serangan siber dari Rusia ke Indonesia bisa merusak infrastruktur digital di Indonesia.

“Ini bisa memancing berbagai pihak juga untuk ikut menyerang infrastruktur di tanah air,” ujar Pratama dilansir CNNIndonesia.com.

Lebih lanjut Pratama menilai pemerintah Indonesia perlu melakukan pendekatan kepada kelompok peretas dalam negeri, agar tidak ikut campur dalam proxy perang siber tersebut.

Dia juga mengingatkan pemerintah Indonesia melalui Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mengantisipasinya dalam situasi apapun termasuk menjaga sistem keamanan siber di Indonesia.

“Indonesia harus mendahulukan national interestnya jangan sampai terjebak dukung mendukung, yang pada akhirnya juga akan merugikan kita sendiri,” katanya.

Dia mengatakan berbagai peretasan ke Rusia oleh sejumlah hacker sebagai wujud simpatik kepada Ukraina. Di satu ini aktivitas itu membahayakan sebuah sistem negara asal mereka.

“Karena serangan siber bisa dengan mudah dilakukan pengingkaran oleh entitas negara,” tandasnya.

Sebelumnya mendapatkan banjir trefik ‘bodong’ pada sejumlah situs, sehingga tak bisa diakses. Serangan itu imbas perlawanan dari jagat maya menggunakan teknik Distributed Denial of Service (DDoS).

Downdetector melaporkan banyak situs web di Rusia telah terganggu dan tidak bisa diakses. Kantor berita Rusia, Russia Today mengkonfirmasi situs serta situs Kremlin telah offline.

Kelompok itu menargetkan kantor berita Rusia, media swasta lokal, sistem pemerintahan, lembaga keuangan dan fasilitas penting lain. Serangan siber itu datang dari kelompok hacker anonymous yang terus merusak sistem komputer di Rusia.

Tetapi peretas mengklaim tak akan mengganggu fasilitas yang berhubungan langsung dengan warga Rusia, seperti pembangkit tenaga listrik. Perang siber ini diharapkan bisa melemahkan Rusia di dunia maya.

Terpisah, geng peretas ransomware Conti asal Rusia mengumumkan telah sepenuhnya mendukung pemerintah Rusia. Kelompok peretas itu juga menyebut akan balas dendam pada siapapun yang akan melakukan serangan siber ke Rusia.

“Tim Conti secara resmi mengumumkan dukungan penuh kepada pemerintah Rusia. Jika ada yang memutuskan untuk mengatur serangan siber atau aktivitas serangan apapun terhadap Rusia, kami akan menggunakan semua sumber daya kami untuk menyerang kembali infrastruktur penting musuh,” ujar Conti menurut laporan Dark Tracer.