Religi

Gus Baha: Senang Dunia Itu Penting, Asal…

apahabar.com, JAKARTA – Istilah “menyukai keduniaan” terkadang dianggap sebagai sesuatu yang menyimpang, karena berseberangan dengan cinta…

KH Bahaudin Nursalim alias Gus Baha.Sumber: istimewa

apahabar.com, JAKARTA - Istilah "menyukai keduniaan" terkadang dianggap sebagai sesuatu yang menyimpang, karena berseberangan dengan cinta akhirat. Namun, hal itu dianggap penting oleh seorang kiai muda kenamaan, KH Bahaudin Nursalim atau Gus Baha.

"Albilad biladullah, wal ibad ibadullah, wa haitsuma kuntum khoiron faaqim. Dimana saja kamu menemukan kebaikan maka kamu boleh berdomisili di situ," kata Gus Baha dalam kajiannya di Masjid al-Kholiq Gimcheon Korea.

Termasuk kebaikan itu uang, karena dengan uang ada beberapa kebaikan, bisa membiayai keluarga, bisa menyekolahkan anak dan lain-lain.

"Islam masuk Indonesia pertama kali memang karena 'lillah' tapi tetap ada unsur dunianya," kata Gus Baha kemudian.

Dari pedagang Gujarat yang ingin berdagang, tetapi naluri Islamnya tetap ada, maka kemudian mereka mendirikan masjid, berdakwah.

Memang Allah menyebarkan Islam dengan cara unik. Dulu di Prancis banyak sekali orang yang anti dengan Islam. Tapi semenjak Prancis juara Piala Dunia yang dimotori Zinedine Zidane, phobia Islam semakin berkurang.

"Orang seneng dunia itu kadang penting, tapi hatinya harus tetap bawa Islam. Industri bola itu menarik, karena menarik banyak investor Timur Tengah menginveatasikan hartanya di klub bola Eropa, seperti Manchester City, PSG dan lain-lain," jelas Gus Baha.

Akhirnya apa, sekarang di klub-klub Eropa itu ada muadzinnya, ada tempat shalatnya.

"Dulu pemain muslim dikuya-kuya, sekarang pemain muslim dihormati karena pemilik klubnya seorang muslim. Di Korea ini waktu Ramadhan, kalian berpuasa kan disarankan bosnya untuk tidak puasa. Tapi nanti suatu saat semoga apabila kalian yang menjadi bos aturan bisa dibalik, hendaknya tetap berpuasa."

Dulu di Inggris, sambung Gus Baha, orang muslim merasa kelas kedua. Tapi gara-gara banyak pengusaha muslim yang tajir seperti Dodi Alfayed maka mereka diakui karena juga berjasa menggerakan ekonomi di Inggris.

"Gak papa kamu seneng uang, tapi jangan lupakan kesejatian kita sebagai hamba Allah. Maka kita tidak akan lupa kontribusi kita, sedekah kita, hati dan laku kita kepada Agama Allah. Jadi, peran orang itu beda-beda. Kyai-kyai seperti saya, itu tugasnya menopang hukum, halal haram, menenangkan dan ngurusi umat, berfatwa dengan bijak," terang Gus Baha.

Kalau yang menyebarkan ajaran Islam malah kadang lewat jalur orang yang mengalami kekecewaan seperti dulu waktu Sayyidina Ali dan Sayyidina Muawiyah berkonflik, banyak sahabat lain tidak sreg, lalu pindah ke daerah, ke Cina, ke Asia Selatan, Asia Tenggara, jadinya Islam menyebar ke mana-mana.

"Banyak gus-gus, kyai-kyai yang memisah diri dari keluarganya, barokahnya jadi ada pondok di mana-mana."

Editor: Muhammad Bulkini