Gubernur Kalsel Pimpin Peringatan Wafat ke-163 Pangeran Antasari

Gubernur Kalimantan Selatan, H Muhidin memimpin upacara peringatan wafat ke-163 Pangeran Antasari (1809–1862) di Kompleks Makam Masjid Jami, Jalan Malkon Temon,

Muhidin ziarah makam Pengeran Antasari. Foto: MC Kalsel

bakabar.com, BANJARMASIN - Gubernur Kalimantan Selatan, H Muhidin, memimpin upacara peringatan wafat ke-163 Pangeran Antasari (1809–1862) di Kompleks Makam Masjid Jami, Jalan Malkon Temon, Banjarmasin, Sabtu (11/10).

Dalam kesempatan itu, Muhidin mengajak masyarakat untuk menjadikan momentum peringatan wafatnya salah satu pahlawan nasional ini sebagai sarana mengenang, sekaligus meneladani perjuangan Pangeran Antasari dalam melawan penjajahan Belanda di Kalimantan Selatan.

"Nilai-nilai luhur yang dipegang Pangeran Antasari masih sangat relevan diterapkan pada masa sekarang. Seperti semangat Waja Sampai Kaputing, Jangan Bacakut Papadaan dan sebagainya," tutur Muhidin.

Ziarah ke makam pahlawan bukan untuk meminta doa, melainkan untuk memotivasi diri agar bisa menjadi pahlawan masa kini melalui profesi dan peran masing-masing.

Dalam upacara yang berlangsung khidmat itu, Muhidin mengenakan pakaian adat Banjar berwarna krem dengan laung hijau. Prosesi diawali dengan penghormatan dan mengheningkan cipta, dilanjutkan peletakan karangan bunga di depan makam Pangeran Antasari.

Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kalsel, Letkol (Purn) Sandimin, turut membacakan riwayat perjuangan Pangeran Antasari. Sementara itu, Muhidin membacakan pesan-pesan perjuangan sang pahlawan.

"Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing. Jangan Bacakut Papadaan. Matilah Kita di Jalan Allah, Jangan Takut Mati di Medan Perang dan Lebih Baik Mati dalam Perjuangan Karena Allah," baca Muhidin.

Di area makam Pangeran Antasari juga dimakamkan sejumlah tokoh penting. Seperti Pahlawan Ampera Hasanuddin, Ratu Antasari, Ratu Zulaiha binti Sultan Muhammad Seman serta Panglima Batur.

Sebagai informasi, Pangeran Antasari wafat pada 11 Oktober 1862 di Bayan Begok, Kalimantan Tengah dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional mulai 1968.

Nama Antasari diabadikan dalam berbagai bentuk penghormatan seperti Korem 101/Antasari, julukan Bumi Antasari untuk Kalimantan Selatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, hingga gambar uang kertas nominal Rp2 ribu.