Gubernur Kalsel Ajak Warga Pererat Ukhuwah Islamiyah di Peringatan Haul ke-260 Datu Sanggul

Ribuan jemaah dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan dan luar daerah memadati Makam Syekh Abdusshamad Sirajul Huda atau lebih dikenal sebagai Datu Sanggul.

Peringatan haul ke-260 Datu Sanggul di Tatakan Tapin. Foto: Biro Adpim

bakabar.com, RANTAU - Ribuan jemaah dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan dan luar daerah memadati Kompleks Makam Syekh Abdusshamad Sirajul Huda atau lebih dikenal sebagai Datu Sanggul, di Desa Tatakan, Kecamatan Tapin Selatan, Tapin, Sabtu (28/6).

Asisten III Bidang Administrasi Umum Setdaprov Kalsel, Ahmad Bagiawan, mewakili Gubernur H Muhidin, menghadiri peringatan haul ke-260 ulama besar yang dihormati masyarakat tersebut.

Peringatan haul berlangsung khidmat meskipun sempat diguyur hujan. Jemaah tetap antusias dan khusyuk mengikuti rangkaian acara yang meliputi pembacaan manakib Datu Sanggul, syair maulid, Surah Yasin, tahlil, hingga tausiah.

Bagiawan dalam sambutannya mengajak seluruh muslim menjadikan momentum haul sebagai sarana mempererat ukhuwah islamiyah dan memperdalam ilmu agama.

"Mari menjadikan peringatan haul ini sebagai wadah memperkuat tali silaturahmi antar-umat Islam dan memperkaya pemahaman kita terhadap ajaran agama," papar Bawgiawan.

"Semoga Allah memberikan tempat terbaik di sisi-Nya untuk almarhum Datu Sanggul, serta melimpahkan rahmat dan keberkahan bagi semua yang memperingati perjuangan beliau semasa hidup," tutupnya.

Datu Sanggul dikenal sebagai ulama kharismatik yang hidup di abad 18. Beliau lahir di Palembang dan wafat 1765 di Desa Tatakan.

Sebagai murid Datu Suban, Datu Sanggul sezaman dengan Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kalampayan yang juga sosok ulama legendaris Kalsel.

Julukan Datu Sanggul konon berasal dari kebiasaan beliau semasa muda yang gemar menyanggul atau mengadang binatang buruan.

Dalam bidang keilmuan, Datu Sanggul dikenal mendalami tasawuf falsafi yang berakar kepada konsep Nur Muhammad, sekaligus pujangga yang piawai berpantun.

Salah satu karya pantun Datu Sanggul yang terkenal adalah pantun Saraba Ampat yang hingga kini masih lestari di kalangan masyarakat Banjar dan Bakumpai.