Kinerja Perseroan

GTS Internasional Raih Pendapatan 41,23 Juta Dolar AS Selama 2022

PT GTS Internasional Tbk (kode saham: GTSI) mencatatkan pendapatan senilai 41,23 juta dolar AS selama tahun 2022.

PT GTS Internasional Tbk merupakan perusahaan pertama di bidang pengangkutan Gas Alam Cair (LNG) di Indonesia yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: topbusiness.id

apahabar.com, JAKARTA - Perusahaan bidang distribusi gas alam PT GTS Internasional Tbk (kode saham: GTSI) mencatatkan pendapatan senilai 41,23 juta dolar Amerika Serikat (AS) selama tahun 2022. Angka itu lebih tinggi 34,03 persen year on year (yoy) dibandingkan sebesar 30,75 juta dolar AS tahun 2021.

Direktur GTSI Dandun Widodo dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (15/5), menjelaskan kenaikan pendapatan tersebut ditopang oleh peningkatan seluruh komponen pendapatan termasuk jasa sewa kapal dan pengelolaan kapal perseroan.

“Bergerak dari potensi industri dan usaha yang masih cukup menjanjikan, meski tahun 2022 tidak mudah dilewati dan mempunyai berbagai tantangan, GTSI terus berfokus dalam meningkatkan kelancaran operasional serta kepercayaan pelanggan atas layanan perseroan,” ujar Dandun.

Pada sisi lain, perseroan mencatat beban pokok pendapatan yang turun sebesar 15,22 persen (yoy) menjadi 26,69 juta dolar AS, dan beban operasi lainnya turun dari 7,80 dolar AS pada 2021 menjadi 2,10 dolar AS pada tahun 2022.

Baca Juga: Nusantara Regas Bukukan Pendapatan USD346,16 Juta di Tahun 2022

Dengan demikian, selama 2022, perseroan mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar 5,12 juta dolar AS, atau berbanding terbalik dari sebelumnya mencatatkan rugi sebesar 11,91 dolar AS pada tahun 2021.

Direktur GTSI Dandun Widodo dalam paparan publik di Jakarta. Foto: GTSI

“Perseroan juga tetap berada dalam posisi keuangan yang aman, dengan total asset sebesar 123,80 juta dolar AS di tahun 2022,” jelas Dandun.

Adapun, nilai aset perseroan tersebut didukung oleh ekuitas yang menguat pada 2022 menjadi 56,96 juta dolar AS, atau meningkat sebesar 18,55 persen (yoy) dari 48,04 dolar AS pada 2021.

Selain itu, arus kas perseroan juga menguat pada 2022, dengan kas dan setara kas di awal tahun 2022 sebesar 13,52 dolar AS menjadi 20,36 dolar AS pada akhir 2022.

Baca Juga: Mitra Investindo Bidik Pendapatan dan Laba Naik 4 Kali Lipat di 2023

Direktur Utama GTSI Tammy Meidharma menyampaikan langkah-langkah keberlanjutan yang ditempuh oleh perseroan, di antaranya, tata kelola yang baik merupakan satu perangkat yang mengatur hubungan perseroan dan keseluruhan organ-organ, serta pemangku kepentingan.

Sebagai informasi, industri gas alam cair di Indonesia pada 2023 diperkirakan masih akan stabil dan tidak terpengaruh oleh pasokan dari Rusia, yang mana gas bumi saat ini menjadi andalan proses transisi energi, sehingga, produk gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat.

Adapun, Satuan Kerja khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi LNG pada 2023 sebesar 204 kargo, lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi pada 2022 yang mencapai 196 kargo.