apahabar.com, BANJARBARU – PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (PLN Kalselteng) melalui Yayasan Baitul Mal (YBM PLN) menyerahkan bantuan sembako untuk ribuan korban bencana Banjir di Kabupaten Banjar, Jumat (15/1) kemarin.
Hal itu sebagai bentuk kepedulian terhadap korban bencana banjir yang menimpa sebagian besar daerah di Provinsi Kalimantan Selatan.
Bantuan sembako yang terdiri dari beras, gula, sarden, telur, minyak goreng, dan mi instan disalurkan PLN secara bertahap ke wilayah terdampak banjir.
Wilayah terparah yang dilanda banjir yang juga menerima bantuan dari YBM PLN adalah kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut.
Manager Komunikasi PLN UIW Kalselteng, Suhadi, mengatakan sebagai perusahaan milik negara, PLN ingin hadir di tengah masyarakat yang sedang mengalami musibah. Dirinya berharap bantuan dari PLN dapat meringankan sedikit beban para korban.
“Melalui bantuan ini kami ingin langsung terlibat membantu masyarakat yang menjadi korban banjir saat ini. Mungkin jumlahnya tidak seberapa, namun kami harap dapat bermanfaat,” ungkapnya.
Selain memberikan bantuan dalam bentuk paket sembako, PLN juga berupaya memberikan pemahaman kepada korban bahwa sebagai bentuk pengamanan terhadap keselamatan masyarakat terdampak banjir, PLN terpaksa harus memutus aliran listrik sementara waktu.
"Kami juga sampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, dengan terpaksa suplai listrik harus kami hentikan sementara, bukan karena ada gangguan, tapi itu upaya menghindari bahaya dari arus listrik bagi para korban yang terkena dampak banjir," imbuh Suhadi.
Ditemui di tempat terpisah, Kepala Desa Banua Raya, Bati-Bati, Sailil Irfan, mengapresiasi langkah cepat tanggap PLN dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak banjir di wilayah kerjanya.
"Mewakili warga Desa Banua Raya, saya berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan PLN. Bantuan ini sangat bermanfaat bagi warga kami. Doa dan harapan kami agar kondisi dapat segera pulih dan kegiatan perekonomian warga setempat dapat berjalan seperti sediakala," kata Sailil Irfan.