Gerakan Membaiki Banua Bantu Ungkap Kasus Pembunuhan Sadis di Mangkuak Pengaron

Kasus pembunuhan di Desa Mangkauk, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menuai respon dari berbagai pihak.

Kasus pembunuhan di Desa Mangkauk, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menuai respon dari berbagai pihak. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN - Kasus pembunuhan di Desa Mangkauk, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menuai respon dari berbagai pihak.

Kali ini, seorang pegiat sosial Saiful Halim di Kalsel berinisiatif menggagas gerakan Membaiki Banua.

Gagasan ini untuk menguak insiden berdarah yang menewaskan Sabriansyah (60). Lansia ini dibunuh terkait konflik pertambangan.

"Rasanya harus diselesaikan bersama. Dari persoalan kerusakan alam, hingga masalah sosial yang terjadi akhir-akhir ini perlu menjadi kepedulian kita besama," ujar Alumni ITB ini.

Saiful yang pernah menjadi profesional perusahaan pertambangan Kalsel ini menguraikan, Mambaiki Banua ini inisiatif gerakan sosial yang murni muncul dari aspirasi akar rumput masyarakat Kalsel.

Pria kelahiran Tanah Bumbu ini menyebut, Mambaiki Banua bisa dimulai dengan hal-hal sederhana. Seperti mengapresiasi nilai-nilai kebaikan yang mulai langka, yang muncul secara tak terduga di masyarakat.

"Kita harus memberikan respek kepada warga Banua yang masih memelihara nilai kejujuran, kemanusiaan dan kepedulian pada sesama masyarakat. InsyaAllah gerakan ini akan terus bergulir,” ucapnya.

Kedepan, gerakan ini menurut Saiful akan mengadakan beberapa kegiatan bersama masyarakat, untuk makin menyebarkan gagasan Mambaiki Banua.

"Dari kegiatan lomba ide gagasan online Anak Muda Mambaiki Banua, hingga sosialisasi nilai-nilai positif di media sosial," pungkasnya.

Diketahui, Polda Kalsel menangkap empat terduga pelaku penembakan pria lanjut usia (lansia), Sabriansyah pada lokasi pertambangan di Banjar.

Salah satu pelaku adalah humas perusahaan tambang batu bara, PT JGA, AB, yang diduga otak pembunuhan sadis tersebut. Tiga terduga pelaku lainnya, yakni R, 42, S, 42, dan YU, 35.