Pasar Rakyat

Gempuran Online Shop Bikin Pasar Tekstil Cipadu Tangerang Sepi

Fenomena penjualan produk lewat media sosial dan online shop memicu dampak sosial. Pasar konvensional mulai terdepak.

Kondisi terkini Pasar Tekstil Cipadu, Kota Tangerang, sepi pengunjung akibat maraknya penjualan melalui sistem online, Selasa, (19/9). Foto: Rizky Dewantara

apahabar.com, TANGERANG - Fenomena penjualan produk lewat media sosial dan online shop memicu dampak sosial. Pasar konvensional mulai terdepak.

Seperti di Pasar Tekstil Kota Tangerang. Yang dulunya ramai, kini sepi. Bahkan beberapa toko berganti kepemilikan lantaran merugi karena tak ada pembeli.

Dari pantauan apahabar.com di lokasi, sejumlah pedagang hanya terlihat duduk menanti pembeli. Beberapa membereskan barang dagangannya agar terlihat rapi. Tak ada aktivitas jual beli.

Baca Juga: Produk Impor Jadi Ancaman, Kemenparekraf Gandeng Tiktok Promosikan UMKM

Salah satu pedagang bernama Adi. Ia mengaku kekurangan pembeli semenjak maraknya penjualan online.

Apalagi, pembelian produk melalui online bisa jauh murah. Membuat masyarakat enggan untuk datang langsung ke toko.

"Dampaknya saat ini tidak sedikit toko-toko yang menjual bahan-bahan tekstil ini berganti pemilik. Karena tidak mampu lagi menjual produk dagangannya," ungkap Adi, dikutip, Rabu (19/9).

Baca Juga: Pemerintah Berencana Perketat Impor Produk Tekstil Ke Indonesia

Kata dia, dulunya Pasar Cipadu dikenal sebagai pusat tekstil terbesar di Asia Tenggara. Tapi sayang, sekarang klaim besar itu tak lagi berlalu.

Lantaran maraknya penjualan online, membuat para pedagang harus bertransformasi. Memasarkan jualan lewat WhatsApp.

"Ini dilakukan agar aktivitas jual beli tetap berlangsung. Saya juga mau menambahkan untuk kondisi saat ini berbanding terbalik saat pandemi Covid-19. Konsumen justru lebih banyak datang dan memilih bahan secara langsung," tutupnya.