Kalteng

Geliat ‘Lintah Darat’ di Kalteng: Cuma 5 Menit, 1 Juta Bisa Keluar

apahabar.com, PANGKALANBUN – Praktik ‘Lintah Darat’ kembali terendus di Kalimantan Tengah, khususnya Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar)….

Ilustrasi rentenir. apahabar.com/Maman Wiraharja

apahabar.com, PANGKALANBUN – Praktik ‘Lintah Darat’ kembali terendus di Kalimantan Tengah, khususnya Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).

Dengan prosedur yang sangat mudah dan menggiurkan, Rp1 juta rupiah bisa langsung cair hanya dalam waktu lima menit.

Namun hati-hati, para ‘Lintah darat’ ini umumnya menawarkan pinjaman uang dengan bunga yang sangat tinggi. Di Kobar, para pedagang kecil di pinggir jalan. Baik pemilik kios, warung, toko klontong, hingga penjual bakso ataupun pentol jadi sasaran mereka.

"Kalau meminjamkan uang kepada yang jualan di pinggir jalan raya mudah untuk menagihnya, Pak," kata seorang pemuda yang mengaku Syamsul, saat berbincang dengan apahabar.com di warung makan, Jalan HM. Rafii, Pangkalan Bun, Jumat (25/10) siang.

Bisa ditebak, Syamsul kemudian mengeluarkan jurus bujuk rayu. Ia menawarkan peminjaman dana berkedok koperasi. "Bapak buka kios kah atau warung? Boleh pak kalau mau pinjam tinggal KTP bapak saya foto pakai HP, 5 menit uang Rp1 juta langsung bapak terima," ujar Syamsul menawarkan.

Jika pinjaman Rp1 juta, kata dia, selama satu bulan dana tersebut harus kembali Rp1,2 juta.

“Jadi sehari bapak harus setor kepada saya Rp40.000,- kalau sehari tidak bayar besoknya harus bayar Rp80.000," imbuh Syamsul.

Syamsul mengaku memiliki 130 nasabah yang umumnya para pedagang di pinggir jalan raya. Tiap hari, ia menyusuri jalan raya yang ada di Kota Pangkalan Bun, sampai jalan raya arah Pangkalan Lada- Sampit sekitar Km 32 untuk menagih.

Meski begitu, Syamsul enggan menyebutkan nama dan alamat koperasi tempat ia bernaung. "Upah dari koperasi dari bunga nasabah untuk koperasi 40 persen saya dapat 60 persen. Jadi kalau 1 bulan dapat bunga Rp2,6 juta, disetorkan ke koperasi 40 persen," aku Syamsul.

Handoyo, seorang Pengamat Ekonomi di Pangkalan Bun meminta masyarakat waspada terhadap praktik lintah darat seperti itu.

"Nah itulah rentenir yang berkedok koperasi, memberikan pinjaman dengan begitu mudahnya. Satu jam bisa cair dengan jaminan permanen-nya cukup sebuah warung makan atau kios dan toko," tutur Handoyo dihubungi media ini.

Handoyo yang kebetulan juga memiliki sebuah toko sembako mengaku kerap didatangi pemuda seperti Syamsul yang hendak meminjamkan uang.

"Memang sasaran rentenir itu para pedagang, pemilik toko, warung makan, karena si peminjam kalau ditagih tiap hari tidak terasa. Dan juga memang sulit diberantasnya, karena si peminjam malas untuk melaporkan ke pihak berwajib," keluh Handoyo.

Sebelum Handoyo, imbauan serupa sebenarnya sudah sering dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ketentuan prosedur peminjaman dana yang kelewat mudah dan menggiurkan, ujung-ujungnya akan menjebak nasabah.

Para nasabah kemudian akan terjebak pada pembebanan tingkat bunga dan denda harian yang sangat tinggi, yang secara total terus terakumulasi tanpa batas dengan model perhitungan struktur biaya yang tidak transparan.

Adapun umumnya praktik Lintah Darat dilakukan oleh perusahaan tak berizin atau fiktif, serupa Syamsul.

Reporter: Ahc16
Editor: Fariz Fadhillah