Gelar UKW XXII, Ketua PWI Kalsel: Wartawan Harus Bermartabat 

Puluhan wartawan media cetak dan online di Banua mengikuti uji kompetesi wartawan yang digelar PWI Kalsel di Banjarmasin selama dua hari Selasa dan Rabu (11-12/

Peserta UKW XII saat mengikuti sesi ujian disaksikan Ketua PWI Kalsel Zainal Helmi. Foto-PWI Kalsel

bakabar.com, BANJARMASIN - Puluhan wartawan media cetak dan online di Banua mengikuti Uji Kompetesi Wartawan (UKW) XII yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan (PWI Kalsel) di Banjarmasin selama dua hari Selasa dan Rabu (11-12/6).

Kegiatan yang digelar dalam rangka meningkatkan profesionalitas wartawan ini bekerjasama dengan Pemprov Kalsel dan PT PLN Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban (UIP3B) Kalimantan.

Peserta UKW XXII sendiri terbagi dalam tiga tingkatan, Muda, Madya, dan Utama. Wartawan Muda tercatat sebanyak 18 peserta, kemudian 12 perserta Madya, dan 5 wartawan Utama.

Masing-masing peserta akan menjalani ujian sesuai tingkatannya. Diuji oleh para penguji nasional yang kompeten, termasuk dari PWI Pusat.

Di antara materi yang diujikan mengenai bagaimana proses penyajian berita mulai dari menggali informasi, menentukan narasumber yang kompeten, kemudian menulis berita, dan terakhir menyajikannya.

Tak hanya itu, khusus wartawan utama diuji dalam memahami kaedah jurnalistik, kode etik jurnalistik, UU Pers, Pedoman Pemberitaan Ramah Anak, serta bagaimana mengelola media agar tetap hidup sesuai dengan fungsinya sebagai kontrol sosial, meski kelak harus berhadapan dengan kelangsungan perusahaan.

Puluhan wartawan media cetak dan online di Banua mengikuti uji kompetesi wartawan yang digelar PWI Kalsel di Banjarmasin selama dua hari Selasa dan Rabu (11-12/6). Foto-PWI Kalsel

Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmi mengungkapkan, pihaknya terus mendorong agar kegiatan UKW selalu dilaksanakan demi menjaga marwah wartawan. Sehingga dapat membedakan mana wartawan kompeten dan yang tidak.

"Bagaimana pun wartawan ini harus bermartabat," kata dia, sembari menteskan air mata, menceritakan bagaimana profesi wartawan dipandang sebelah mata saat bertugas.

Diakuinya tak sedikit pihak yang mengatasnamakan profesi atau organisasi wartawan demi kepentingan pribadi sehingga merugikan mereka bekerja profesional. 

"Bila wartawan tidak jelas meminta kemana-mana, (imbasnya) pasti PWI. Tentu tidak elok kalau kita berdiam diri. Makanya kenapa uji kompetensi ini UKW selalu kita gelorakan," beber Helmi.

Pihaknya juga menyoroti beberapa wartawan yang tidak jelas tulisannya karena tak sesuai kaedah jurnalistik. 

"Tentu kawan-kawan sudah tahu siapa orangnya. Yang jelas sudah kita laporkan ke Dewan Pers dan kita juga menyurati seluruh Kadiskominfo dan Pimpinan Forkompinda, kita sampaikan bahwa wartawan seperti ini memang bukan wartawan, karena beritanya bukan karya tulis yang sesuai kaedah jurnalistik," jelas Helmi.

Di sisi lain ketika singgung soal keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang membikin media, Helmi mengingatkan agar dapat meningkatkan kemampuan menulis wartawannya. "Dan disesuikan dengan persyaratan medianya yang harus memverifikasi ke Dewan Pers," harap Helmi.

Oleh karena itu, Helmi sangat berharap semua wartawan dapat mengikuti kegiatan uji kompetensi yang digelar PWI atau organisasi lain yang ditunjuk Dewan Pers, demi menjaga marwah profesi wartawan.

GM PLN UIP3B Abdul Salam Nangro menyerahkan id card kepesertaan UKW XII PWI Kalsel. Foto-PWI Kalsel

Sementara General Manajer PLN UIP3B Kalimantan, Abdul Salam Nganro sangat mengapresiasi kegiatan UKW XXII yang digelar PWI. 

Menurutnya sekarang ini kemampuan wartawan dengan adanya UKW lebih baik.

"Kami meliat media, khususnya jurnalis sekarang semakin baik, tentu tidak lepas dari bagaimana para jurnalis berupaya meningkatkan kompetensinya," kata dia. 

Kompetensi dimaksud yakni dalam rangka meningkatkan tulisan. Menurutnya hal ini sangat penting, karena tulisan atau informasi pertama jurnalis dapat mempengerahui opini masyarakat.

"Nah, kalau ini tidak dibangun dengan pemberitaan yang akurat dan berimbang, maka akan mempengaruhi opini masyarakat terhadap apa yang dilakukan pemerintah. Ini bukan (pers) tidak kritis, tapi soal bagaimana memberikan berita yang lebih akurat. Sehingga masyarakat lebih paham," ungkapnya.

Sementara Gubernur Kalsel, H Sahbirin melalui Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Politik, dan Hukum, Adi Santoso berharap UKW dapat melahirkan jurnalis handal dan lebih profesional.

Selama pelaksanaan UKW XXII ini, PWI Kalsel sendiri sudah mencetak ratusan wartawan kompeten yang diharapkan dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.