Gegara Lelang Bandana, Atta Halilintar Terseret Kasus Robot Trading

Sejumlah korban trading platform Net89 melaporkan beberapa pelaku atas kasus dugaan penipuan dan penggelapan uang.

Reza Paten founder Net89 saat membeli bandana milik Atta Halilintar yang dilelang. Foto-Instagram

apahabar.com, BANJARMASIN - Sejumlah korban trading platform Net89 melaporkan beberapa pelaku atas kasus dugaan penipuan dan penggelapan uang.

Zainul Arifin, selaku kuasa hukum korban Net89 membeberkan ada 5 publik figur yang terseret kasus penipuan berbasis robot trading ini. Diantaranya ada terseret nama Atta Halilintar hingga Taqy Malik.

"Yang diduga publik figur ya, Atta Halilintar, Taqy Malik, Kevin Aprilio, Adri Prakarsa, kemudian Mario Teguh, mereka diduga terlibat dalam hal ini," kata Zainul Arifin seperti dilansir detikhot, Rabu (26/10).

Terseretnya suami Aurel Hermansyah ini karena uang yang digunakan Reza Paten selaku founder Net89 untuk membeli bandana miliknya saat lelang merupakan uang dari hasil tindak penipuan robot trading.

"Kalau Atta Halilintar diduga melelang bandana ya Rp 2,2 miliar dari foundernya Net89, Reza Paten," jelas sang kuasa hukum.

"Nah ini kan hasil uang yang dikasih oleh Reza Paten itu kepada Atta Halilintar, kalau tidak salah ya, membangun tempat ibadah ya masjid. Sama juga dengan DNA Pro bentuknya artis menerima upah bekerja. Hasil yang ia dapatkan itu hasil dari kejahatan," lanjutnya.

Para korban pun berharap Atta Halilintar mengembalikan uang hasil lelang tersebut. Karena jika tidak, ia terancam hukuman pidana selama 5 tahun atas dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Kemudian, hal serupa juga menyeret nama Taqy Malik usai melelang sepeda miliknya.

"Kalau Taqy Malik dia diduga menerima dana lelang sepeda Rp 300 juta," terangnya.

Kemudian terseret juga nama musisi, Kevin Aprilio dan Ady Prakarsa yang terlibat dalam kasus ini karena pernah mempromosikan platform tersebut di media sosial.

Selain itu nama motivator kondang, Mario Teguh juga terseret karena kedapatan mempromosikan platform robot trading tersebut di media sosialnya.

"Lalu Mario Teguh publik figur dan juga motivator. Dia juga mempromosikan melalui media sosial. Dia juga sebagai leader dan founder Billion grup," pungkas Zainul Arifin.