Gedung Filateli Jakarta

Gedung Filateli Jakarta, Pergeseran Kisah Masa Lalu ke Ruang Kreatif

Gedung Filateli Jakarta memiliki sejarah panjang dan berharga dalam perkembangan kota Jakarta.

Pos Bloc Jakarta. Foto: Apahabar.com/Diva

apahabar.com, JAKARTA – Gedung Filateli Jakarta memiliki sejarah panjang dan berharga dalam perkembangan kota Jakarta.

Dulu gedung ini adalah sebuah kantor pos besar yang menjadi pusat surat menyurat di seantero Jakarta. Perkembangan zaman menggerusnya hingga harus bertransformasi agar tak gagap digilas masa. 

Pemindahan Pemerintahan Batavia dari Kota Tua ke Kawasan Weltevreden memainkan peran penting dalam meningkatkan status kawasan Passer Baroe menjadi tempat yang lebih elit.

Passer Baroe atau Pasar Baru dan sekitarnya menjadi semakin berkembang. Dan sebagai bagian dari perkembangan ini, dibangunlah berbagai bangunan penting termasuk gedung Post en Telegrraf.

Kantor Pos dan Telegraf, didirikan pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Gustaaf W. Baron van Imhoff, pada masa VOC tanggal 26 Agustus 1746. Gedung ini berfungsi sebagai pusat komunikasi dan distribusi surat dan pesan.

Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi komunikasi, peran Kantor Pos dan Telegraf berubah, dan gedung ini kemudian diubah menjadi Gedung Filateli yang didedikasikan untuk aktivitas filateli.

Kantor Pos atau Gedung Filateli pada masa penjajahan belanda. Foto: Pinterest

Dalam konteks sejarah kota Jakarta, Gedung Filateli menjadi salah satu bangunan bersejarah yang mencerminkan perubahan dan perkembangan kawasan Gambir dan sekitarnya.

Selain sebagai tempat bagi para kolektor perangko, gedung ini juga menjadi penanda perjalanan waktu dan transformasi kota Jakarta dari masa kolonial hingga kini.

Gedung yang terletak di Jalan Raya Pos dan dekat dengan pusat kota, Gedung Filateli memiliki lokasi yang strategis untuk melayani berbagai kegiatan komersial, pendidikan, aktivitas budaya, dan pemerintahan pada masa itu. Dalam sejarah perkembangan Weltevreden, gedung ini memainkan peran penting sebagai bagian dari pusat kota Nieuw Batavia (Jakarta).

Dalam perkembangannya, gedung ini menjadi milik Perusahaan Negara Pos Telekomunikasi (PN POSTEL) dan digunakan untuk pelayanan pos, telepon, dan telegram. Namun, setelah terjadinya pembagian PN POSTEL menjadi dua perusahaan pada tahun 1965, gedung ini beralih fungsi menjadi Pelayanan Filateli dan menjadi Kantor Cabang Persatuan Filateli Indonesia di Jakarta. Seiring perubahan dan perkembangan organisasi pos di Indonesia, gedung ini berganti nama dari Perusahaan Umum Pos dan Giro menjadi PT Pos Indonesia pada tahun 1995.

Sebagai Gedung Filateli, lokasi strategisnya juga mempermudah akses bagi para kolektor perangko dan masyarakat yang tertarik dengan filateli untuk mengunjungi dan berpartisipasi dalam kegiatan filateli di gedung tersebut.

Saat ini, gedung bersejarah tersebut disulap menjadi ruang kreatif publik dengan nama Pos Bloc Jakarta, yang mendukung usaha kecil menengah (UKM) dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) baik produk lokal ataupun kuliner.

Dengan peran barunya, gedung ini tetap menjadi bagian penting dari sejarah Jakarta dan juga sebagai tempat yang berkontribusi pada pengembangan hobi filateli di Indonesia.

Pos Bloc Jakarta mendukung UKM maupun UMKM. Foto: Apahabar.com/Diva

Berbeda dengan M Bloc yang mengedepankan konsep tema urban, milenial dan kekinian, Pos Bloc Jakarta memiliki slogan “Arts, culture, entertainment in a heritage place”.
Pos Bloc Jakarta menjadi tempat keratin yang mendukung banyak produce lokal. Foto: Apahabar.com/Diva

Memanfaatkan gedung bersejarah aset milik Kantor Pos era Hindia Belanda tersebut, Pos Bloc bisa menjadi penggerak ruang kreatif yang dinamis di daerah Pasar Baru Jakarta.