Pemanfaatan Gas Alam

Gas Alam dari Sumur Bor Peninggalan Belanda Masih Digunakan Warga

Semburan gas alam di Dusun Rubaru, Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur telah ada sejak zaman Belanda.

Bekas sumur bor tua di Dusun Rubaru, Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur. (Foto:apahabar/fauzi)

apahabar.com, PAMEKASAN - Semburan gas alam di Dusun Rubaru, Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur telah ada sejak zaman Belanda. Lokasinya berada di tengah sawah milik Asmawi.

Berdasarkan pantauan apahabar.com, gas alam keluar dari bekas sumur bor tua yang disalurkan menggunakan pipa besi berdiameter 50 sentimeter. Selain itu, ada tambahan pipa besi ukuran lebih kecil yang disalurkan ke rumah-rumah warga.

"Ini dibangun sama Belanda. Pakai besi biar aman lokasinya disini," ujar Armawi selaku pemilik lahan, Senin (14/8) sore.

Asmawi yang saat ini berumur 75 tahun mengungkapkan peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1932. Pada awalnya, sumur bor masih mengeluarkan air. Namun tak lama kemudian, airnya berkurang dan berubah mengeluarkan semburan gas.

Baca Juga: Kebocoran Gas LPG Picu Kebakaran Gudang Peti Kemas di Jakut

Pasca-kejadian, keluarga Asmawi mencoba memanfatkannya untuk kegiatan memasak. Sejak itu, informasi tentang adanya gas alam menyebar luas di masyarakat.

Seiring waktu, warga lain akhirnya turut menggunakan gas alam tersebut. Setidaknya, ada 19 rumah yang memanfatkan gas yang berasal dari bekas sumur bor berusia 91 tahun tersebut.

Warga saat memanfaatkan gas alam dari sumur bor peninggalan Belanda di Dusun Rubaru, Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Senin (14/8). (Foto:apahabar/fauzi)

Selama memanfaatkan gas alam, Asmawi mengaku keamanannya cukup terjaga. Tidak terjadi peristiwa aneh yang ia alami. "Makanya warga setempat berani menggunakannya secara terus-menerus untuk kebutuhan sehari-hari," paparnya kepada apahabar.com.

Kepala Desa Kertagena Tengah, Jufri mengungkapkan rencananya untuk memperluas pemanfaatan gas alam tersebut. Untuk menyukseskan rencana tersebut, pihak pemerintah desa akan mendiskusikan hal itu dengan pemilik lahan.

Baca Juga: Eksplorasi Laut Dalam, SKK Migas: jadi Fokus Penemuan Cadangan Migas

Hal itu, menurut Jufri sangat baik bagi masyarakat, karena akan mengurangi ketergantungan warga terhadap penggunaan gas elpiji 3 kg. Dengan menggunakan gas alam, masyarakat bisa menghemat biaya pembelian tabung gas elpiji.

"Insyaallah dari pemerintah desa siap. Mungkin nanti nunggu diperbolehkan oleh pemilik lahan," katanya.