News

Garuda Indonesia Dapat PMN Rp7,5 Triliun, Dirut: Untuk Bayar Utang

apahabar.com, JAKARTA – Garuda Indonesia akan menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp7,5 triliun. Direktur Utama PT Garuda Indonesia…

Oleh Syarif
Garuda Indonesia. Foto-Okezone

apahabar.com, JAKARTA-Garuda Indonesiaakan menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp7,5 triliun. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra memastikan PMN tidak digunakan untuk membayar utang melainkan untuk biaya operasional.

Adapun total utang Garuda hingga Desember 2021 mencapai Rp139 triliun. Kementerian BUMN dan Panitia Kerja (Panja) penyelamatan Garuda Indonesia Komisi VI DPR RI menyepakati bahwa pada tahun ini emiten dengan kode saham GIAA ini akan disuntik PMN sebesar Rp7,5 triliun. Irfan menyebut dana segar ini digunakan untuk operasional perusahaan.

“Untuk operasional (bukan untuk bayar utang),” ungkap Irfan saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, Jumat (22/4/2022).

Suntikan anggaran ini setelah Panja dan Kementerian BUMN menyepakati pelaksanaan skema penyelamatan bisnis dan keuangan Garuda Indonesia.

Ketua Panja Penyelamatan Garuda Indonesia Komisi VI, Martin Manurung menyebut Panja menyetujui adanya pemberian PMN sebesar Rp7,5 triliun kepada Garuda. Anggaran ini bersumber dari cadangan pembiayaan investasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2022.

Anggaran ini akan diperoleh Garuda, bila maskapai penerbangan ini mencapai kesepakatan damai dengan kreditur dalam skema Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dengan kreditur. Saat ini PKPU tengah berlangsung.

“Panja menyetujui PMN sebesar Rp7,5 triliun dari cadangan pembiayaan investasi APBN yang akan dicairkan jika Garuda mencapai kesepakatan damai dengan kreditur dalam PKPU,” ungkap Martin Manurung.

Panja Komisi VI DPR juga meminta Kementerian BUMN dan direksi Garuda Indonesia melaksanakan secara konsisten terkait Business plan, optimalisasi rute, jumlah dan tipe pesawat.

Lalu, implementasi penurunan lease rate serta peningkatan kargo dan pendapatan lainnya agar Garuda menjadi perusahaan yang sehat dan dapat tumbuh secara berkelanjutan.

Catatan Panja itu pun diapresiasi oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Menurutnya, kesepakatan antara Panja Komisi VI dengan Kementerian BUMN dan Garuda Indonesia merupakan kolaborasi dan sinergitas yang baik dalam memperbaiki keuangan emiten penerbangan pelat merah ini.