Garap Novel Cerita Ade, Nia Ramadhani Gaet Pidi Baiq

Menuangkan kisah pengalaman masa kecilnya saat jatuh ke narkoba menjadi sebuah karya tulis, Nia Ramadhani meluncurkan novel berjudul Cerita Ade

Nia Ramadhani sampai menggaet novelis dan musisi ternama, Pidi Baiq, sebagai editor untuk karya tulisnya tersebut. Foto-Pastelbooks/Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN - Menuangkan kisah pengalaman masa kecilnya saat jatuh ke 'lingkaran setan' narkoba menjadi sebuah karya tulis, artis Nia Ramadhani meluncurkan novel berjudul Cerita Ade.

Selepas menjalani 10 bulan masa rehab, istri dari Ardi Bakrie itu menulis berbagai masa hidupnya itu menjadi sebuah novel. Tak tanggung-tanggung, artis keturunan Sunda-Belanda ini sampai menggaet novelis dan musisi ternama, Pidi Baiq, sebagai editor untuk karya tulisnya tersebut.

Nia Ramadhani menuturkan sengaja memilih musisi yang tergabung dalam grup The Panas Dalam tersebut sebagai editor setelah membaca seri novel Dilan yang fenomenal sampai diadaptasi ke layar lebar.

"Karena tulisan Ayah cukup dimengerti. Bahasa yang dipakai tidak terlalu berat, karena ini bukan buku biografi yah," kata Nia ketika soft launching novel Cerita Ade yang digelar secara daring dilansir hot.detik, Senin (28/11).

"Opsi pertama adalah nama Ayah," sambungnya

Cerita Ade sendiri mengisahkan tentang kehidupan rumah tangga Ade dan Arlan yang sama-sama terjerah kasus narkoba. Ade terinspirasi dari kisah hidup Nia Ramadhani namun meramunya dengan bumbu-bumbu fiksi namun ibu tiga anak itu menuturkan dalam novel itu 'menelanjangi' dirinya.

Melalui novel Cerita Ade, Nia berharap masyarakat Indonesia bisa belajar banyak dari kisah kehidupannya saat menjadi pembicaraan media nasional tersebut.

"Mudah-mudahan bisa menikmati tapi sambil belajar bersama-sama, kita selalu memendam perasaan kita, supaya orang tidak tersinggung, dan lain-lain. Tapi di sini saya lebih banyak belajar, apa yang kita suka dan tidak suka. Ya, mudah-mudahan bisa sama-sama belajar saja sih," imbuhnya.

Dalam buku Cerita Ade yang sengaja digubahnya menjadi bentuk novel, ia menuangkan berbagai ilmu psikolog dan para konselor. Salah satunya, bagaimana caranya meregulasi emosi dengan baik dan mengekspresikan apa yang kita rasa.

"Gimana caranya menyampaikan yang tepat. Kalau kita tidak punya kemampuan itu, kita jatuh mengambil jalan yang salah," katanya.

"Kejadiannya terlalu besar (tahun kemarin itu), saya merasa dapat membagikan ilmu-ilmu yang saya dapat di sini," pungkas Nia.