Blok Masela

Gantikan Shell di Blok Masela, Pertamina Gelontorkan Dana Rp 9,75 T

PT Pertamina (Persero) telah mengakuisisi kepemilikan Shell Upstream Overseas Services (I) Limited (SUOS) di Blok Masela.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut, Indonesia dirugikan karena Blok Masela tak kunjung digarap. Dia lalu menyebut, Shell mundur tapi tidak tanggung jawab. Foto: idxchannel.com

apahabar.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Upstream, yaitu PT Pertamina Hulu Energi (PHE) telah mengakuisisi kepemilikan Shell Upstream Overseas Services (I) Limited (SUOS) di Blok Masela.

PHE yang bekerja sama dengan Petronas melalui Petronas Masela Sdn. Bhd. (Petronas Masela) mengambil alih 35 persen kepemilikan Shell di blok tersebut. PHE akan mengelola 20 persen dari kepemilikan tersebut dan 15 persen akan dikelola oleh Petronas Masela.

Dengan akuisisi saham tersebut, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan, pihaknya telah menggelontorkan dana sebesar USD650 juta atau sekitar Rp9,75 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per USD).

"Dana yang dikeluarkan sebesar USD650 juta," ujarnya kepada apahabar.com, Rabu (26/7).

Baca Juga: Hak partisipasi Shell di Blok Masela Dimiliki Pertamina dan Petronas

Rencananya transaksi divestasi itu akan dilunasi berdasarkan dua periode permbayaran. Pembayaran pertama senilai USD325 juta dilakukan secara tunai, dan sisanya USD325 juta akan dilunasi konsorsium Pertamina dan Petronas saat final investment decision (FID) yang harus rampung pada triwulan ketiga tahun ini.

Namun, sebelum final investment selesai, Pertamina terlebih dahulu dahuluakan menyelesaikan front end engineering design (FEED) yang sudah ditandatangani pada tahun 2026, sebelum FID-nya selesai.

Sementara terkait dengan kegiatan operasional (on stream) Blok Masela, kata Fadjar, akan berlangsung pada 2029 mendatang. Target yang diminta pemerintah itu lebih cepat 2 tahun dari proposal terakhir yang disampaikan operator Blok Masela, Inpex Masela Ltd dan Shell.

Proposal itu menyebutkan, on stream berlangsung pada rentang tahun 2031 sampai dengan 2032 selepas revisi rencana pengembangan lapangan (PoD) pemasangan fasilitas penangkapan dan penyimpanan (CCS) yang disampaikan April 2023. 

Baca Juga: Pengelolaan Blok Masela, Pengamat: Saatnya Percayakan pada Anak Bangsa

"2029 onstream," singkatnya.

Selepas akuisisi hak pengelolaan Shell, Pertamina tengah berkoordinasi intensif dengan Inpex dan Petronas untuk mempercepat upaya pengerjaan ladang gas terbesar di Indonesia yang telah lama terbengkalai tersebut.

Blok Masela merupakan salah satu prospek ladang migas terbesar di Indonesia. Produksinya diestimasikan dapat mencapai 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun MTPA dan gas pipa 150 MMscfd, serta 35.000 barel kondensat per hari (bcpd).  

Proyek yang diperkirakan menelan biaya investasi hingga USD19,8 miliar itu menjadi aset pengelolaan gas terbesar kedua dari Inpex, setelah Ichthys LNG Project di Australia.  

Proyek Blok Abadi Masela itu bakal menutupi lebih dari 10 persen kebutuhan impor LNG tahunan Jepang nantinya. Di sisi lain, proyek itu juga diharapkan dapat menjaga ketahanan pasokan energi di Indonesia, Jepang, dan beberapa negara Asia lainnya.