Ganasnya Banjir di Paramasan: Pendulang Tewas, Jembatan Putus hingga Sekolah Hanyut

Ganasnya banjir di Paramasan Atas dan Bawah, Kabupaten Banjar, mengakibatkan satu orang tewas, jembatan hancur, bangunan sekolah hanyut, akses jalan terputus.

Jembatan gantung di Desa Paramasan Bawah terputus diterpa banjir luapan Sungai Riam Kiwa. Foto-Istimewa

apahabar.com, MARTAPURA - Ganasnya banjir di Desa Paramasan Atas dan Bawah Kecamatan Paramasan, Kabupaten Banjar. Akibatnya satu orang tewas, jembatan hancur, bangunan sekolah hanyut dan akses jalan terputus.

Peristiwa ini terjadi pada Senin (28/1) tadi, setelah intensitas hujan tinggi menyebabkan Sungai Riam Kiwa meluap dan membanjiri Paramasan.

Di Desa Paramasan Bawah misalnya, satu jembatan gantung ambruk dan satu bangunan sekolah hanyut disapu banjir.

"Kejadiannya sekitar pukul 03.00 dini hari saat sungai meluap," kata Pambakal Desa Paramasan Bawah Suwardi.

Satu bangunan sekolah dasar hanyut diterpa banjir di Desa Paramasan Bawah. Foto-Istimewa

Meski tidak ada korban jiwa, namun jembatan gantung tersebut merupakan penghubung utama antara Desa Paramasan Bawah dengan Paramasan Atas.

Lebar jembatan 1,5 meter dengan panjang 64 meter. Menurutnya, tak kurang 200 warga tidak bisa menyeberang dan terisolir.

Kondisi serupa terjadi di Paramasan Atas. Tanah longsor sempat menutup akses jalan. Juga tiga tiang listrik roboh serta beberapa yang tiang listrik miring akibat tertarik tali tiang yang roboh.

Warga berupaya membuka jalan yang sempat terputus akibat tanah longsor di Desa Paramasan Atas. Foto-Istimewa

Selain itu, satu orang pendulang emas bernama Halidi hanyut saat menyeberang sungai. Pria itu berasal dari Desa Hamak Timur, Telaga Langsat, Hulu Sungai Selatan (HSS).

Dari informasi beredar, Halidi mendulang emas secara tradisional di Dusun Bangkinang Desa Paramasan Atas. Ia dilaporkan hilang sejak Minggu (28/1) sore.

"Sebelum kejadian, dia nekat nyeberang sungai yang sedang meluap. Alirannya sangat deras. Padahal sudah kami diperingatkan," ujar Sekdes Desa Paramasan, Ratul.

Selasa kemarin, Tim SAR Gabungan akhirnya menemukan jasad Halidi 300 meter dari titik nol korban tenggelam.

Evakuasi pendulang emas tradisional tewas tenggelam terbawa arus sungai saat menyeberang di Desa Paramasan Atas, Kabupaten Banjar. Foto-istimewa

"Akhirnya Tim SAR Gabungan menemukan korban pada Pukul 14.50 Wita kemarin, dengan jarak kurang lebih 300 meter dari LKP dalam keadaan meninggal dunia," kata Kepala Basarnas Banjarmasin Al-Amrad, Rabu (31/1).

Adapun terkait bangunan dan fasilitas yang rusak di Paramasan, Pemkab Banjar sudah mencek ke lokasi untuk menginventarisir, guna perencanaan perbaikan maupun pembangunan.