Sport

Gaethje Siap Rampas Sabuk Khabib di UFC 254

apahabar.com, ABU DHABI – Petarung asal Amerika Serikat, Justin Gaethje berniat merampas sabuk kelas ringan milik…

Oleh Syarif
Petarung UFC, Justin Gaethje. Foto-Bleacher Report

apahabar.com, ABU DHABI - Petarung asal Amerika Serikat, Justin Gaethje berniat merampas sabuk kelas ringan milik Khabib Nurmagomedov di ajang UFC 254 yang akan berlangsung Minggu 25 Oktober 2020 dini hari WIB.

Selain karena ingin menjadi juara baru di kelas ringan, Gaethje juga ingin memberikan kemenangan kepada kedua orang tuanya yang hadir di laga UFC 254 yang berlokasi di Pulau Yas, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) tersebut.

Kedua orang tua Gaethje itu memang sengaja dihadirkan di Fight Island karena pertarungan melawan Khabib menjadi sangat spesial untuk petarung berusia 31 tahun tersebut. Sebab ada dana yang besar bakal diterima Gaethje untuk dapat bertarung melawan Khabib.

Dana itu nantinya bakal cukup untuk membuat ibunda dari Gaethje berhenti alias pensiun dari pekerjaannya saat ini. Bagi Gaethje, peran kedua orang tuanya untuk menjadikannya sebagai petarung bela diri campuran (MMA) sangatlah besar.

Jadi, tak heran jika Gaethje ingin bertarung dan meraih hasil baik di hadapan kedua orang tuanya nanti. Kalah atau menang sebenarnya tak berpengaruh, karena Gaethje jelas tetap mendapatkan uang dari pertarungannya melawna Khabib dari pihak UFC.

Akan tetapi, tentu semuanya akan jauh lebih manis jika Gaethje yang keluar sebagai pemenang. Apalagi ia berkesempatan menjadi juara baru di kelas ringan UFC. Jadi, Gaethje dipastikan akan tampil maksimal di UFC 254 nanti.

"Jika pertarungan ini (UFC 254) dimulai, jika bel itu berbunyi di awal, maka saya akan memastikan bahwa dia (ibunda Gaethje) akan pensiun usai pertarungan ini berakhir. Dia sudah bekerja di sana selama 35 tahun," cerita Gaethje, seperti diwartakan MMA Junkie, Kamis (22/10/2020).

"Setiap uang yang mereka (orang tua Gaethje) miliki masuk ke saya dan saudara laki-laki dan perempuan saya, memberi saya kesempatan. Kami dua jam dari kota mana pun. Pergi berbelanja pakaian sekolah adalah liburan bagi kami," tambah Gaethje kutip apahabar.com dari Okezone.

"Kami setiap pagi akan bangun dan pergi ke turnamen gulat. Kami harus berkendara dua sampai tiga jam. Terkadang, kami harus menginap," imbuhnya.

"Mereka secara finansial menerima pukulan setiap kali kami melakukan itu. Tidak ada yang lebih baik daripada mampu membayarnya (jasa orang tua) kembali," tutup Gaethje.