Gaet Anak Muda, Jokowi Sarankan PSI Hembuskan Isu Kekinian

Presiden Joko Widodo menyarankan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk menciptakan dan mengembuskan isu kekinian yang relevan menjadi diskursus untuk

Jokowi saat memberikan sambutan saat Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke 8 Tahun di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Selasa (31/1). FOTO/Youtube PSI

apahabar.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyarankan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk menciptakan dan mengembuskan isu kekinian yang relevan menjadi diskursus untuk menggaet suara dari kalangan anak muda.

Hal ini disampaikan Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Selasa (31/1).

"Isu-isu yang mau kita angkat harus pas dengan keinginan pemilih 17 sampai 39 tadi, Jangan mengangkat isu-isu yang tidak disukai oleh anak muda," ujar Jokowi.

Eks Gubernur DKI ini menyebut bahwa ceruk pemilih anak muda relatif besar pada perhelatan Pemilu 2024. Bahkan, angkanya mencapai 60 persen dari total jumlah pemilih.

"Tadi saya bertanya ke Pak Mendagri, berapa sih pemilih yang berumur 17 sampai di bawah 40 tahun? Ada 60 persen kurang sedikit" kata Jokowi yang disambut sorak sorai dan tepuk tangan kader PSI. 

Untuk itu, Jokowi menilai besarnya jumlah pemilih anak muda menjadi peluang bagi PSI dalam mengantongi dukungan elektoral besar di Pemilu 2024.

"Memang harus disasar dan didapatkan oleh PSI," ujar Jokowi.

Lebih lanjut, PSI juga harus menjadi pembeda dengan partai lain, terutama dalam memetakan platform perjuangan politik dan konfigurasi politik pada Pemilu 2024. Sehingga, PSI dapat menjadi pemrakarsa gerakan politik, bukan pengekor. 

"PSI harus punya diferensiasi, isunya jangan mengikuti mereka, jangan menjadi follower, tapi harus menjadi trendsetter-nya," jelasnya.

Ia mencontohkan saat perhelatan Pilgub DKI 2012 lalu yang memecah tradisi kekakuan dalam politik. Sebab, meski hanya menampilkan busana yang berbeda, namun Jokowi menilai hal tersebt mematahkan anggapan pemimpin yang berjarak dengan rakyat karena terlalu dipandang elitis.

"Saat saya ingat menyiapkan dengan Pak Ahok, itu baju kotak-kotak nggak ada yang berani membuat tren seperti itu," ujarnya.

Maka, tradisi kebaruan harus menjadi strategi utama dalam menggencarkan aktivitas politik untuk meraup dukungan di Pemilu 2024.

"Risikonya bisa kalah, tapi ternyata disambut oleh masyarakat utamanya anak muda, PSI cari diferensi cari barang seperti itu," pungkasnya.