Netflix

Gadis Kretek Tayang di Netflix, Kisah Cinta Klasik dalam Balutan Budaya Lokal

Gadis Kretek akan tayang di Netflix mulai Kamis (2/11). Latar belakangnya adalah kisah lokal yang otentik dengan latar belakang industri rokok.

Gadis Kretek, kisah cinta klasik dengan latar belakang industri kretek dan budaya lokal. Sumber: Netflix

apahabar.com, JAKARTA - Gadis Kretek akan tayang di Netflix mulai Kamis (2/11). Latar belakangnya adalah kisah lokal yang otentik dengan latar belakang industri rokok.

Serial Gadis Kretek telah diputar perdana di Busan International Film Festival ke-28 di Korea Selatan, dan ditayangkan secara eksklusif di platform streaming Netflix pada 2 November 2023.

Serial ini bercerita tentang perjalanan cinta dan penemuan jati diri seorang perajin berbakat. Kisah dimulai saat ia menentang tradisi industri rokok kretek di Indonesia pada tahun 1960-an.

Shanty Harmayn selaku produser serial Gadis Kretek mengungkapkan, pada mulanya ia ingin mengangkat novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala untuk menjadi sebuah film, alih-alih serial.

“Tapi film 90 menit tidak akan cukup untuk menceritakan kekayaan yang sudah ditulis oleh Ratih Kumala,” kata Shanty dalam Konferensi Pers Gadis Kretek di Jakarta, Rabu (1/11).

Ia menjelaskan bahwa Gadis Kretek memiliki cerita yang sangat kaya karena meliputi kisah cinta, drama keluarga, dan ambisi industri kretek.

“Ini membawa saya ke dalam dunia yang baru,” ujar Shanty menjelaskan.

Pernyataan Shanty dikuatkan oleh Content Lead Netflix Indonesia Rusli Eddy. Dia mengatakan serial tersebut mengisahkan cinta klasik yang lekat dengan budaya lokal Indonesia dan itu menarik buat Netflix.

“Netflix tentunya merasa ini adalah sebuah cerita yang autentik secara lokal dan itu yang menjadi daya tarik bagi Gadis Kretek,” ujar Rusli di Jakarta, Rabu (1/11).

Seluruh artis yang terlibat dalam serial terbaru Netflix, Gadis Kretek. Foto: Netflix

Rusli mengatakan walaupun kisah yang diangkat memiliki latar belakang industri kretek, nilai-nilai yang diangkat dalam serial ini sangatlah lekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia.

Selain itu, ujar Rusli melanjutkan, Gadis Kretek ini menjadi kesempatan bagi industri perfilman Indonesia untuk membuat serial yang berlatarkan masa lalu atau yang juga dikenal sebagai period piece.

“Itu sebuah kesempatan yang jarang ada dan kita juga jarang melihat (period piece) di industri film kita,” kata Rusli menambahkan.

Rusli mengatakan, kerja sama yang berlangsung dengan berbagai pihak dalam memproduksi serial Gadis Kretek ini berlangsung selama dua tahun. Menurut Rusli, hal ini menunjukkan komitmen para kru, produser, hingga aktris dan aktor yang terlibat dalam menggarap sebuah serial dengan kualitas yang tinggi untuk menghibur para audiens.

“Best in class dalam hal story telling,” kata Rusli.

Selain Rusli dan Shanty, konferensi pers ini juga dihadiri oleh aktris Dian Sastrowardoyo, aktor Ario Bayu, aktris Putri Marino, serta aktor Arya Saloka. Lebih lanjut, juga hadir Kamila Andini dan Ifa Isfansyah selaku sutradara.