Kalsel

Forum Anak Daerah Soroti Pernikahan Usia Anak di Tanbu

apahabar.com, BATULICIN – Forum Anak Daerah menyoroti angka pernikahan usia anak yang tinggi di Kabupaten Tanah…

Anggota Forum Anak Daerah Tanah Bumbu, Adellia Saputri Az-zahra. Foto-Istimewa

apahabar.com, BATULICIN – Forum Anak Daerah menyoroti angka pernikahan usia anak yang tinggi di Kabupaten Tanah Bumbu. Pernikahan usia anak dinilai dapat memberikan dampak buruk, yang salah satu di antaranya dapat menyebabkan stunting.

“Di Tanah Bumbu pernikahan usia anak termasuk tinggi. Forum Anak Daerah berperan untuk meminimalkan itu,” kata anggota Forum Anak Daerah Tanah Bumbu, Adellia Saputri Az-zahra, kepada apahabar.com, Selasa (20/08).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan dirilis oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Provinsi Kalsel menjadi provinsi dengan jumlah perkawinan anak tertinggi di Indonesia yaitu 39,53 persen (dari jumlah seluruh perkawinan).

Adellia Saputri menerangkan Forum Anak Daerah sudah berupaya menekan angka pernikahan usia anak yakni dengan melakukan sosialisasi di sosial media seperti Instagram dan WhatsApp. Sosialisasi juga dilakukan di masyarakat dan di lingkungan sekolah.

Kasus pernikahan usia anak ini juga menjadi topik utama pada event Forum Anak Nasional yang digelar di Makassar pada 19 sampai 23 juli 2019 kemarin. Dalam forum itu, Adellia ikut hadir sebagai perwakilan dari Kalsel.

Selain pernikahan usia anak, hal lain yang disorot dalam forum tersebut yakni soal bahaya rokok. Adellia menilai ada kecenderungan masyarakat mengabaikan lingkungan sekitar saat merokok.

“Merokok itu hak asasi. Tapi jangan merokok di dekat anak, karena anak-anak juga berhak menghirup udara segar,” kata pelajar kelas XII IPA 2 di SMAN 1 Simpang Empat.

Karenanya, saat ini Forum Anak Daerah sedang mengkampanyekan “ganti rokok dengan permen” sebagai bentuk imbauan kepada para perokok agar berhenti menghisap rokok. Namun, kata dia, tidak semua permen direkomendasikan untuk menggantikan rokok.

“Tidak semua permen. Tapi permen-permen tertentu saja, misalnya yang mengandung mint,” kata pelajar kelahiran Kotabaru 4 Oktober 2002 itu.

Hal lain yang menjadi sorotan Forum Anak Daerah pada forum nasional adalah bencana alam. Bencana alam dinilai menjadi salah satu ancaman berkurangnya populasi anak di Indonesia.

Bersama Forum Anak Daerah, Adellia Saputri juga terus berupaya mencegah praktik bullying di sekolah. Saat ini ia bersama teman-temannya terus aktif menyampaikan bahaya bullying bagi anak.

Tanpa bullying, ia optimistis generasi muda di Kabupaten Tanah Bumbu menjadi generasi yang optimistis, berani, dan percaya diri.

“Bersama kita berdiri menegakkan hak dan kewajiban anak. Karena bersama kita bisa,” tandasnya.

Baca Juga: Kecewa, Pelancong Asal Bandung Tak Bisa Susur Sungai

Baca Juga: Ribuan Hektar Hutan dan Lahan di Kalsel Terbakar, Kabupaten Tapin Terluas

Baca Juga: 185 Personel Satpol PP Siap Kawal Harjad Kabupaten Banjar

Baca Juga: Parisj Van Borneo Festival Digelar Akhir Agustus di HST

Reporter: Puja Mandela
Editor: Syarif