Superliga Junior 2023

Final Superliga Junior 2023, Piala Hariyanto Arbi Kembali ke Pelukan PB Djarum

Laga final antara PB Jaya Raya Vs PB Djarum pada Polytron Superliga Junior 2023 berlangsung dengan tensi tinggi.

Final Superliga Junior 2023 Putra, PB Djarum berhasil keluar sebagai juara. apahabar.com/Arimbihp

apahabar.com, MAGELANG - Laga final antara PB Jaya Raya Vs PB Djarum pada Polytron Superliga Junior 2023 berlangsung dengan tensi tinggi.

Pasalnya, pada gim tersebut, Jaya Raya melaju ke babak pamungkas dengan status juara bertahan.

Mengingat pada gelaran terakhir Superliga Junior pada 2019, klub asal pemain kawakan Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan tersebut keluar sebagai juara dan merebut Piala Hariyanto Arbi.

Di sisi lain, PB Djarum masih berhasrat besar menggenggam kembali piala yang diambil dari nama legenda klub yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah tersebut.

Baca Juga: Polytron Superliga Junior 2023, Thailand Gilas Indonesia 5-0

Sebagai informasi, terakhir kali PB Djarum memboyong Piala Hariyanto Arbi pada 2017 lalu.

Alhasil, sebelumnya, kedua tim sudah saling bertarung di babak penyisihan yang dimenangkan PB Djarum 3-2.

Berbekal kemenangan itu, di babak pamungkas ini PB Djarum turun dengan formasi yang sama.

Di nomor tunggal terdapat nama Richie Duta Ricardo, Yarits Al Kaaf Rengganingtyas dan Radithya Bayu Wardhana.

Sedangkan sektor ganda masih dipercayakan kepada Afiq Dzakwan Arief/Ghian Rizqy Sofyan dan Ikhsan Lintang Pramudya/Yugo Alvaro Gunawan.

Sesuai pantauan apahabar.com, Sabtu (13/4) di Gor Djarum, Magelang, laga dramatis telah tersaji sejak partai pertama.

Baca Juga: Ada Gratis Sewa Baterai Motor Listrik Polytron di IIMS 2023

Tunggal putra PB Djarum Richie Duta Ricardo harus berusaha keras meladeni kegigihan Denis Azzarya.

Setelah mengunci kemenangan pada gim pertama dengan skor 21-12, Richie mendapatkan perlawanan alot dari Denis, yang berupaya memaksa pertandingan ditentukan melalui rubber game.

Bahkan, Richie gagal menutup laga meski sudah mengantongi lima match point.

Kedua pemain terlibat setting di pengujung gim kedua 20-20, hingga akhirnya Richie berhasil keluar dari kejaran Denis dan menuntaskan gim kedua dengan skor 23-21.

Baca Juga: Polytron Superliga Junior 2023, Thailand Gilas Indonesia 5-0

“Di gim kedua saya terlalu bernafsu untuk menang sehingga kurang tenang dan banyak kehilangan poin. Tapi pada akhirnya saya mencoba kembali bermain lebih sabar sehingga bisa memenangkan gim kedua dan menyumbangkan poin untuk klub,” bilang Richie.

Partai kedua yang mempertandingkan sektor ganda putra mempertemukan Chistian Aldo Sanjaya/Muhammad Hanafi Rizkillah (Jaya Raya) dengan Afiq Dzakwan Arief/Ghian Rizqy Sofyan (PB Djarum).

Kedua pasangan pernah bertemu di fase penyisihan pada hari pembuka kejuaraan beregu yang mengadaptasi format beregu Piala Thomas dan Uber ini.

Kala itu, Afiq/Ghian menang rubber game 13-21, 21-14, 21-16. Di final, pada gim pertama, Aldo/Hanafi tampil apik dan bermain ofensif meski kalah dari Afiq/Ghian 19-21.

Namun, Afiq/Ghian mempercepat tempo permainan dan mampu mendominasi permainan dan mengunci kemenangan kedua bagi PB Djarum.

Rubber game pertama tercipta pada partai ketiga yang mempertemukan Yusack Christian (PB Jaya Raya) dengan Yarits Al Kaaf Rengganingtyas (PB Djarum).

Sejak awal gim pembuka, Yusack tampil mendominasi dan mampu menyelesaikan gim ini dengan skor 21-14.

Hal hampir serupa terjadi pada gim berikutnya. Namun, Yarits meladeni permainan reli-reli panjang dari Yusack dan memaksakan laga ini menuju gim ketiga.

Pada gim penentu, Yarits, yang tampak tenang sepanjang pertandingan, dapat bermain sabar, mencoba mengontrol permainan, dan menunggu saat yang tepat untuk melakukan smes.

Alhasil, pemuda asal Grobogan mampu mengunci kemenangan dan sukses mengantarkan skuad U-17 putra PB Djarum ke podium teratas dengan skor 3-0.

Pelatih PB Djarum, Rendra Wijaya mengatakan pihaknya tidak menyangka bisa menang dengan skor 3-0 ini.

"Karena di babak penyisihan saat bertemu Jaya Raya, kekuatan cukup imbang antarkedua klub," ujarnya.

Menurut dia, hal itu pula yang membuat timnya menurunkan formasi yang sama, karena menurut tim pelatih inilah formasi terbaik yang ada.