Sport

Final Piala AFF 2019: Indonesia Waspada Serangan Switch Play Thailand

apahabar.com, PHNOM PENH – Timnas Indonesia akan menghadapi Thailand di Stadion Olympic, Phnom Penh, hari ini….

Pemain Timnas U-22 M Rafi Syarahil saat melakoni babak penyisihan. Foto-Antara

apahabar.com, PHNOM PENH – Timnas Indonesia akan menghadapi Thailand di Stadion Olympic, Phnom Penh, hari ini. Di laga itu pemain diminta mewaspadai serangan switch play lawan.

Switch play secara sederhana dapat diartikan sebagai pola serangan yang kerap memindahkan bola dari satu sisi ke sisi lainnya dalam waktu cepat untuk membongkar dan membuka celah pertahanan lawan.

Baca Juga:Final Piala AFF 2019: Saatnya Indonesia Juara!

Umpan lambung menyilang kerap menjadi tumpuan dalam memindahkan posisi bola ke sisi lapangan yang berlawanan dalam situasi menyerang.

Biasanya untuk mengantisipasi pola demikian, tim yang sedang bertahan harus bisa melakukan kawalan ke setiap sisi lapangan demi menutup jalur umpan silang lambung dan memaksa pemain lawan melakukan umpan-umpan pendek.

“Pelatih bilang kalau Thailand mainnya switch play, saya melihat sendiri, kalau Thailand bermain seperti itu. Jadi itu yang harus diantisipasi,” kata gelandang Muhamad Rafi Syarahil dikutip dari Antara.

Sementara itu, Rafi mengaku bahwa mulai derasnya dukungan kepada Timnas U-22 ketika ia dan rekan-rekannya berhasil mencapai partai final disikapinya bukan menjadi beban.

“Malah jadi motivasi, suporter kan mendukung kita,” kata pemain kelahiran 15 November 2000 itu.

“Jadi semakin suporter mendukung membuat kita semakin semangat untuk meraih juara,” ujar pemain Barito Putera itu.

Rafi juga memastikan ia berada dalam kondisi 100 persen, kendati di laga semifinal menghadapi Vietnam ia sempat mengalami masalah dengan lehernya ketika terjadi perebutan bola dengan lawan.

Ia mengaku siap jika dipercaya oleh Pelatih Indra Sjafri untuk turun di partai pamungkas Piala AFF U-22 melawan Thailand di Stadion Nasional, Selasa (26/2) malam.

Indra sendiri dalam beberapa kesempatan kerap menyebut bahwa ia telah merancang sebuah periodisasi penampilan bagi Timnas U-22.

Periodisasi penampilan itu beriringan dengan target-target bertingkat yang dipatoknya untuk Garuda Muda, yakni lolos dari penyisihan grup, mencapai final dan kini menjadi juara.

Indonesia memiliki keuntungan tersendiri dibandingkan Thailand menyongsong partai final, yakni durasi pemulihan kebugaran pemain yang lebih panjang karena memainkan partai semifinal lebih awal serta hanya tampil 90 menit ketimbang Pasukan Gajah Putih yang harus berjibaku selama 120 menit.

“Tentu itu hal positif untuk kita. Kemarin saya melihat permainan mereka selama 120 menit, mudah-mudahan besok kita bisa antisipasi,” katanya.

Selain itu, Indonesia juga untuk kali kedua akan merumput di waktu petang menuju malam, ketimbang tiga pertandingan lain yang selalu berlangsung sore hari ketika terik matahari masih terasa di tengah lapangan.

Kendati menyebutkan timnya tak masalah main sore atau malam, Indra mengakui anak-anak asuhannya terlihat lebih nyaman ketika bermain di kala langit telah gelap.

“Lalu kita kembali main malam, karena sepertinya anak-anak lebih nyaman main malam,” ujar dia.

“Mudah-mudahan besok lancar dan atas izin Allah kita bisa menjadi juara,” pungkasnya.
Sebelum Indonesia menghadapi Thailand di partai final pada Selasa (26/2) malam, tuan rumah Kamboja terlebih dulu bertemu Vietnam dalam laga perebutan tempat ketiga pada sore harinya.

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin