Kalteng

Final Cek Food Estate di Kalteng, Berikut Laporan Lengkap Mentan Syahrul Limpo

apahabar.com, PULANG PISAU – Siang tadi, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau Desa Gadabung, Kecamatan Pandih…

Mentan Syahrul Yasin Limpo didampingi Gubernur Kalteng Sugianto Sabran tiba di Desa Gadabung, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Rabu (10/2). Foto: Antara

apahabar.com, PULANG PISAU – Siang tadi, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau Desa Gadabung, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Rabu (10/2).

Desa Gadabung masuk dalam pengembangan megaproyek lumbung pangan baru, atau food estate garapan pemerintah pusat.

“Ini merupakan final cek, terhadap kesiapan 30 ribu hektare proses awal food estate di Kalteng. Secara umum sudah mulai kelihatan hasil panen makin baik,” ujar Syahrul di sela peninjauan, Rabu (10/2) dilansir Antara.

Menurutnya, pertanaman itu tentu berproses sesuai kondisi dan kontur tanah yang ada. Termasuk iklim yang ekstrem. Yaitu curah hujan tinggi.

Sebagian, sambung Syahrul, masih menunggu proses air turun. Ada saat-saat di mana sudah siap panen tiba-tiba curah hujan tinggi yang juga memengaruhi hasil atau proses awal dari food estate.

“Tapi hasilnya, secara umum kalau proses gabah kering panennya kelihatannya insyaallah sudah di atas rata-rata yang kita harapkan, rata-rata 4-5 ton ke atas,” jelasnya.

Bagi Syahrul dalam kegiatan peninjauan kali ini bukanlah panen. Namun lebih ke pengecekan hasil ubin-ubinan pertama yang diambil.

“Kita hari ini melakukan ubinan, untuk melihat kondisinya,” katanya.

Pihaknya optimistis dari ubinan yang diambil di lokasi tersebut memenuhi aspek-aspek dasar untuk dilanjutkan.

“Menjadi sebuah daerah dengan kekuatan pertanian yang baik, maka akan menjamin kesejahteraan petani. Ini baru tahun atau panen pertama bagaimana yang selanjutnya, tentu akan makin sempurna,” ujarnya.

Syahrul mengingatkan bahwa naik-turun hasil pertanian tak bisa lepas dari faktor cuaca. Karenanya, mantan gubernur Sulawesi Selatan itu meminta warga tak berkecil hati.

“Jadi jangan kecil hati kalau ada pengaruhnya namun hal itu sifatnya dinamis. Pulang Pisau ada 10 ribu hektare, kalau bersoal 1-2 hektare ya itulah dinamikanya,” ungkapnya.

Senada, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengatakan secara keseluruhan Program Food Estate berjalan cukup baik dan lancar.

Total tanaman padi yang sudah terpanen seluas 2.875 hektare dan tertanam seluas 18.879 hektare.

“Tentu dalam membangun segala sesuatu, tahap awal pasti ada kekurangan, tapi kekurangan ke depan dengan dukungan pemerintah pusat dan lainnya, saya optimis program ini akan berhasil,” tegas Sugianto.

Tak cuma Desa Gadabung, Mentan Syahrul bersama rombongan juga mengecek keberadaan peternakan sapi milik Sukamara Ranch di Desa Cabang Barat, Lunci, Kabupaten Sukamara, Kalteng. Menuturnya, Sukamara sangat berpotensi besar untuk dikembangkan untuk menjadi lumbung pangan baru.

“Tadi, bersama gubernur dan bupati telah mencoba melakukan beberapa perhitungan lebih konkret untuk bisa diakselerasi lebih cepat. Jadi, biar bagaimanapun secara nasional, kita tetap membutuhkan protein dari hewani dan ini menjadi perhatian kita,” kata Syahrul.

Bupati Sukamara Windu Subagio berharap adanya kunjungan Mentan Syahrul berbuah dukungan dari pemerintah pusat terhadap pengembangan sapi, khususnya percepatan pengembangan food estate dari sektor daging sapi.

“Saat ini, jumlah sapi yang tersedia masih sekitar 2.000 ekor, dengan dukungan dari Pak Menteri didampingi Pak Gubernur mudah-mudahan target kita yang 10 ribu dapat segera terpenuhi dengan lebih cepat,” ujar Windu.

Ranch Manager PT Sukamara Ranch Dwi Hartanto menjelaskan pemerintah daerah telah menyiapkan sekitar 20 ribu hektar dengan target 10 ribu ekor sapi.
Tujuannya, untuk menjadikan Sukamara sebagai daerah swasembada daging untuk Kalteng dan Indonesia.

“Visi kami hanya satu, yakni mengembangkan usaha pembibitan sapi potong di Kabupaten Sukamara secara profesional, berkelanjutan secara terus-menerus tanpa mengabaikan atau meninggalkan aspek bisnis yang menguntungkan,” kata Windu.

Menurutnya, hal yang selama ini menjadi kunci keberhasilan adalah memberikan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan kepada peternak di Sukamara dalam hal pengelolaan sapi unggul yang berkesinambungan dengan tujuan mampu menghasilkan sapi potong yang memiliki nilai tambah.