Syuting Film Jendela Seribu Sungai Dimulai, Wali Kota Banjarmasin Kebagian Peran

Proses syuting film 'Jendela Seribu Sungai' mulai dilakukan di Banjarmasin, Minggu (13/11). Wali Kota Ibnu Sina juga terlibat terlibat langsung.

Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, berperan sebagai cameo dalam film Jendela Seribu Sungai. Foto: apahabar.com/Riyad

apahabar.com, BANJARMASIN - Proses syuting film 'Jendela Seribu Sungai' mulai dilakukan di Banjarmasin, Minggu (13/11). Wali Kota Ibnu Sina juga terlibat terlibat langsung.

Diproduksi Radepa Studios, Jendela Seribu Sungai merupakan film yang diadaptasi dari novel karangan Miranda dan Avesina Soebli dengan judul serupa. Novel ini diterbitkan pertengahan 2018 oleh Grasindo.

Novel Jendela Seribu Sungai berisi cerita drama keluarga, serta kisah tentang cita-cita seorang anak, persahabatan dan petualangan. Sementara latar cerita Banjarmasin dan filosofi sungai, membuat novel ini memiliki karakter tersendiri.

Adapun proses penggarapan film tersebut mengambil dua lokasi di Kalimantan Selatan. Selain di Banjarmasin, pengambil gambar juga dilakukan di Loksado, Hulu Sungai Selatan (HSS).

Selain dibintangi aktor maupun aktris berpengalaman seperti Agla Arta Lidia, Bimasena, Mathias Muchus dan Aryo Wahab, film 'Jendela Seribu Sungai' juga melibatkan artis berdarah Banjar semacam Olla Ramlan, Ian Kasela dan Bopak Castello.

Pun Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, dilibatkan dalam salah satu scene. Tidak seperti pemain yang lain, Ibnu menjadi dirinya sendiri dalam film tersebut.

"Terdapat scene Arian (tokoh di film) yang bertemu Wali Kota Banjarmasin. Semoga film ini bisa menjadi spirit pelaku kreatif videografi dan cinematografi," ungkap Ibnu di sela-sela syuting yang berlokasi di SDN Pengambangan 6, Minggu (13/11). 

"Sebagai film pertama tentang Banjarmasin, kami berharap bisa mengangkat pamor sejumlah potensi wisata. Tentu saja kami berkeinginan penggarapan film bisa selesai tepat waktu di akhir 2022," imbuhnya.

Disamping latar cerita yang kuat, kehadiran aktor senior seperti Mathias Muchus membuat film 'Jendela Seribu Sungai' layak untuk ditunggu. Diketahui pria yang telah membintangi ratusan judul film dan sinetro ini juga bertindak sebagai produser kreatif.

"Terdapat alasan yang membuat saya ikut serta dalam penggarapan. Intinya saya sedang fokus terhadap pengembangan perfilman di daerah-daerah, salah satunya Kalimantan," papar Mathias Muchus.

"Kalimantan belum tersentuh. sehinggga saya berharap Banjarmasin harus menjadi pionir. Terlebih Banjarmasin punya kekayaan histori, serta memiliki beberapa sastrawan. Kedepan saya berharap potensi ini dimanfaatkan orang-orang lokal," tegasnya.

Demi membantu kelancaran produksi, Pemkot Banjarmasin menggelontorkan dana  mencapai miliaran melalui pos APBD di Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Banjarmasin.

"Pendanaan melalui lelang pengecualian di LPSE. Terkait dengan peraturan, kami sudah mencermati agar sesuai ketentuan yang berlaku," timpal Iwan Fitriyadi, Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Banjarmasin.

Terkait nilai komersial film tersebut, instansi terkait belum dapat mengambil keputusan, "Kami fokus penyelesaian film. Terkait nilai komersial, masih dalam kajian," tukas Iwan.

Film Jendela Seribu Sungai sendiri menceritakan 3 anak bernama Bunga, Arian dan Kejora. Mereka disatukan di sekolah oleh guru bernama Sheila yang memahami mimpi dan harapan ketiga anak tersebut. 

Namun keinginan mereka tidak selalu sejalan dengan harapan. Arian yang memiliki ayah seorang seniman kuriding, justru tak ingin sang anak bergelut di bidang kesenian daerah. 

Sebaliknya Kejora yang melambungkan cita-cita menjadi dokter, ditentang oleh sang ayah. Penyebabnya ayah Kejora trauma dengan dokter Puskesmas yang dianggap telah membunuh sang istri ketika melahirkan. 

Sementara Bunga tak pernah berusaha keras mengembangkan bakat tari, meski memiliki orang tua berkecukupan.  Problem down syndrome membuat orangtua Bunga mematikan cita-cita sang anak menjadi penari.