magelang

Festival Kampung Tani Giritengah: Jalan Budaya Kembangkan Pertanian Desa

Masyarakat didukung Daya Desa Giritengah menggelar Festival Kampung Tani. Beragam agenda yang digelar bertujuan mengembangkan potensi pertanian desa. 

Workshop mainan tradisional di Festival Kampung Tani (Apahabar.com/Arimbihp)

Apahabar.com, MAGELANG - Masyarakat Desa Giritengah, Magelang didukung Daya Desa Giritengah menggelar Festival Kampung Tani. Beragam agenda yang digelar bertujuan mengembangkan potensi pertanian desa. 

Kegiatan yang mengangkat tajuk 'Suluk Tani untuk Pangan Lestari' itu digelar untuk memberi ruang temu bagi para petani, generasi muda, pelaku wisata, pegiat kesenian dan pemerintah desa.

"Festival Kampung Tani digelar dengan tujuan agar masyarakat mampu mengembangkan beragam potensi khususnya pertanian di Desa Giritengah," kata Penggiat Budaya Kemendikbudristek Akhmad Adri Muzakaadah, Selasa (6/12).

Terlebih, pertanian dan pangan di masa ini digadang menjadi jembatan tercepat untuk membangun kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat.

Berbagai kegiatan digelar di Festival Kampung Tani seperti pameran, diskusi, serta workshop kesenian gatholoco dan ketahanan pangan. Tak hanya itu, Festival Kampung Tani juga menggelar workshop  praktik pertanian ramah lingkungan berbasis pranata mangsa.

Pranata mangsa adalah sistem penanggalan atau kalender yang dikaitkan dengan aktivitas pertanian. Sistem penanggalan tersebut digunakan untuk kepentingan bercocok tanam atau penangkapan ikan.

Kalender Pranata Mangsa disusun berdasarkan pada pada peredaran Matahari. Kalender ini memiliki 1 siklus dengan periode 365 hari atau 366 hari.

Baca Juga: Gunung Tidar Magelang, Wisata Religi yang Terkenal hingga Mancanegara

Sebelumnya, Adri menuturkan, Festival Kampung Tani sudah digelar beberapa kali sejak pertengahan 2023.

"Pengunjung juga bisa menyaksikan pameran foto narasi yang menampilkan beragam aktivitas pertanian serta potret kehidupan masyarakat Giritengah di Festival Kampung Tani," ujarnya..

Kegiatan tersebut juga dimeriahkan dengan uji coba travel pattern yang berupa paket wisata edukasi budaya bertema pertanian.

Pengunjung yang datang pada uji coba travel pattern diajak mengenali beragam permainan tradisional di Giritengah. Hal itu bertujuan untuk menguatkan dan meningkatkan kapasitas dalam menciptakan wisata yang rekreatif dan edukatif.

"Apalagi sekarang semua serba modern, gadget dalam genggaman, jika dolanan tradisional tidak dilestarikan maka ruang edukasi kultural untuk anak semakin tertutup," ujarnya.

Dia berharap, Kampung Tani ini menjadi ikhtiar untuk memerangi kemiskinan ekstrem di Giritengah melalui jalan kebudayaan. 

"Kami sedang mempersiapkan paket wisata edukasi kultural yang melibatkan masyarakat dengan memanfaatkan beragam potensi yang ada melalui travel pattern," bebernya.

Baca Juga: Badjingan Telo, Kuliner Legit Khas Magelang Sejak Era Penjajahan

Sementara itu, seorang pengunjung asal Parakan, Temanggung, Wahyuni (27) mengaku mendapat banyak pengetahuan baru saat mengunjungi Festival Tani.

"Diajari menghitung pranatamangsa, yang sebelumnya era saya hanya kenal tanggal 'muda' dan 'tua' saja," ujarnya.

Ia juga merasa menyatu dengan Festival Tani, sebab, aktivitas yang dilakukan bersifat edukatif dan sangat melibatkan pengunjung.

"Serasa nostalgia, makanan khasnya banyak, mainan 'jadul' nya juga banyak," pungkasnya.