DPRD Kalsel

Faskes Kalsel Menipis, Bang Dhin Ingatkan Prokes 5M dan 3T

apahabar.com, BANJARMASIN – Kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan (Kalsel) makin memuncak. Lebih 5.000 orang dikabarkan terpapar…

Ketua DPRD Kalsel, M Syaripuddin atau Bang Dhin. Foto: Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan (Kalsel) makin memuncak.

Lebih 5.000 orang dikabarkan terpapar Covid-19 dalam dua pekan terakhir. Hal itu tentu mengurangi jumlah fasilitas kesehatan (faskes) yang tersedia di rumah sakit.

Pj Gubernur Kalsel Sarfrizal ZA pada Jumat (23/7) lalu melaporan, jumlah ketersediaan faskes di rumah sakit terus berkurang, bahkan banyak di antaranya sudah terisi 50-70 persen.

Wakil Ketua DPRD Kalsel, M Syaripuddin menilai kondisi daerah kini sudah mulai tak baik.

"Kondisi lapangan saat ini, menujukkan rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Kalsel sudah terisi lebih dari 50-70 persen lebih dan diperparah pasokan oksigen yang sudah sangat terbatas," katanya, Minggu (25/7).

Menurut M Syaripuddin, tidak ada kompromi lagi, perubahan perilaku merupakan upaya di hulu untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang berada di hilir.

"Jadi kalau 5M dan 3T dilakukan secara masif dan bersamaan, penularan bisa diputus dengan lebih cepat," ucap politisi PDI Perjuangan yang akrab disapa Bang Dhin ini.

Berdasarkan data pada Kamis (22/7) menunjukkan Indonesia mencatat jumlah kematian baru sebanyak 1.449 orang.

Total kasus Covid-19 aktif di RI kini sebanyak 561.384. Indonesia berada di posisi ke-14 dunia sebagai negara dengan kasus terbanyak Covid-19 global.

Sementara itu dari data Worldometers, secara rinci RI mencatat 3.033.339 kasus secara akumulatif sejak wabah muncul di 2020 dengan 79.032 kematian.

WHO merilis detail provinsi RI yang mengalami kenaikan kasus tertinggi.

Disebutkan, provinsi-provinsi itu sebagai yang memiliki peningkatan kasus di atas 150 persen.

Kemudian sebanyak 21 provinsi (8 provinsi baru ditambahkan sejak minggu sebelumnya) kini telah melaporkan varian Delta dan proporsi tes positif lebih dari 20 persen di 33 dari 34 provinsi.

Enam provinsi mengalami peningkatan lebih dari 150 persen, di antaranya Banten (540 persen), Sumatera Utara (238 persen), Papua (233 persen), Kalimantan Selatan (196 persen), Jawa Timur (187 persen) dan Jambi (152 persen).

"Apabila seluruh masyarakat Indonesia mampu mematuhi protokol kesehatan, maka hal tersebut akan memberikan dampak positif yang besar. Di sisi lain pemerintah harus menjadikan PPKM yang dilaksanakan sebagai momentum pelaksanaan 3T dengan baik dan benar," katanya.

Intinya, lanjut Bang Dhin, orang pembawa virus harus secepatnya ditemukan untuk diisolasi dan dirawat.

"Setelah itu, orang yang terlibat kontak erat dengan orang pertama harus dites, diperiksa dengan cara swab PCR. Bila terkonfirmasi positif, segera dirawat dan diisolasi dan begitu seterusnya," pungkas Bang Dhin, wakil rakyat yang dikenal dekat dengan kaum muda tersebut.

Sementara itu berdasarkan hasil rapat Rapat Koordinasi Pembahasan Evaluasi dan Penerapan PPKM Level IV di Luar Jawa-Bali, Jumat (23/7), Banjarmasin dan Banjarbaru termasuk dari 37 kabupaten/kota yang diminta menetapkan PPKM Level IV mulai 26 Juli 2021.

Rapat koordinasi pembahasan evaluasi dan penerapan PPKM Level IV di luar Jawa-Bali, dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga diikuti secara daring oleh sejumlah kepala daerah di Indonesia, termasuk Banjarmasin dan Kota Banjarbaru.(*)