Transisi Energi

Energi Surya, Kementerian ESDM; Akselerasi Transisi Energi di ASEAN

Direktur Jenderal EBTKE Dadan Kusdiana menegaskan tenaga surya memiliki peran yang strategis dalam mengakselerasi upaya transisi energi di ASEAN.

Dadan Kusdiana, meyakini Indonesia mampu membawa perkembangan dalam industri energi surya di Asia Tenggara. (apahabar.com/tangkapan layar/Ayyubi)

apahabar.com, JAKARTA -  Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menegaskan tenaga surya memiliki peran yang strategis dalam mengakselerasi upaya transisi energi khususnya di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Dadan meyakini Indonesia mampu membawa perkembangan positif dalam industri panel surya di Asia Tenggara.

"saya optimis, karena kita (ASEAN) bagus dalam membahas masalah teknis mengenai energi surya" ujar Dadan dalam pidato pembukaan Indosolar Expo 2023 di Jakarta, Selasa (25/7).

Dadan memastikan pemerintah terus berkoordinasi dengan banyak pemangku kepentingan untuk menjadikan ASEAN sebagai hub penting di bidang transisi energi, paling tidak di kawasan Asia, khususnya dengan pengembangan energi surya. Ia menjelaskan sebagai negara tropis, Indonesia tidak memiliki isu soal sumber energi matahari.

"Indonesia melihat surya ini menjadi sumber energi terbarukan yang strategis. Kami ingin melihat energi terbarukan lainnya bisa menyediakan kontribusi yang cukup besar bagi bauran energi kita. Indonesia sudah siap," katanya.

Baca Juga: Transisi Energi, Kementerian ESDM Dukung Pengurangan Polusi

Dadan menambahkan, Indonesia dan Singapura berbagi sumber yang serupa dalam hal sinar matahari. "Bedanya cuma di area, kita punya 2 juta kilometer persegi, sementara Singapura punya 700 kilometer persegi. Cuma itu bedanya," terangnya.

Atas pertimbangan itu,  Indonesia seharusnya mampu menjadi produsen dengan industri manufaktur terbesar dalam hal pengadaan panel surya di ASEAN. Selanjutnya, industri panel surya Indonesia dapat menjadi percontohan di wilayah Asia Tenggara.

Sementara itu, pasar tenaga surya di kawasan ASEAN tercatat cukup besar seiring dengan banyaknya negara-negara di kawasan ini yang telah memproduksi rantai pasok tenaga surya.

Dari total 73 gigawatt kapasitas manufaktur listrik tenaga surya di ASEAN, saat ini separuhnya dipasok oleh ASEAN.

Baca Juga: Arsjad Rasjid Yakinkan Korsel, ASEAN Tujuan Investasi Menjanjikan

"Indonesia juga berusaha memberikan kontribusi yang baik khususnya dalam penyediaan energi berkelanjutan, sehingga isu strategis surya ini bisa dipandang dalam peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN," terangnya.

Selain itu, Dadan mengingatkan bahwa ASEAN punya target porsi energi baru terbarukan (EBT) pada bauran energi sebesar 23 persen sesuai ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) di tahun 2025.

Arifin mengatakan, target jangka menengah adalah penurunan emisi gas rumah kaca di masing-masing negara ASEAN sesuai national determined contributions pada tahun 2030, dan target jangka panjang NZE tahun 2050.