Empat Program Prioritas Kalsel Sebagai Penyangga IKN di Sektor Pangan

Menjadi penyangga pangan Ibu Kota Negara (IKN), Pemprov Kalsel pun mengandalkan empat program prioritas.

Kalsel unggulkan empat program sebagai penyangga pangan IKN. Foto-adpimprov

apahabar.com, BANJARBARU - Sebagai wilayah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) telah menyiapkan empat program prioritas di sektor pangan.

Yakni Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma, Intensifikasi dan Diversifikasi Tanaman Karet dengan Inovasi Bang Sibon Berkaret.

Kemudian Inovasi Bang Kodim yaitu pengembangan tanaman kopi terintegrasi, dan terakhir pengembangan itik di lahan rawa dengan inovasi yang dinamakan Siti Hawalari.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel, Suparmi mengatakan, langkah ini dilakukan sebagai kesiapan Kalsel jadi salah satu penyangga pangan IKN di Kaltim.

“Kami berinovasi mengeluarkan program-program, karena Kalsel menjadi salah satu penyangga pangan Ibu Kota Negara dan memenuhi pangan di lokal,” kata Suparmi, Senin (30/1).

Untuk program Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (Siska Kuintip) digagas gubernur untuk percepatan swasembada sapi potong.

Tahun depan, diharapkan seluruh perusahaan sawit dapat mengembangkan Siska Kuintip di area kebun sawitnya.

Kemudian program intensifikasi dan diversifikasi tanaman karet dengan inovasi Bang Sibon Berkaret.

Dalam program ini dilakukan pengembangan perkebunan karet dengan pola jarak tanam ganda dan tumpang sari dengan tanaman pangan.

“Kalsel dengan 270 ribu hektare areal kebun karet sudah memiliki 229 UPPB (unit pengolahan dan pemasaran bokar),” kata Suparmi.

Keberadaan UPPB untuk meningkatkan kualitas produksi karet sekaligus meningkatkan kesejahteraan pekebun karet karena harga dan mutu yang terjaga.

Lalu program inovasi Bang Kodim yaitu pengembangan tanaman kopi terintegrasi.

“Kalsel memiliki potensi pengembangan tanaman kopi guna memenuhi kebutuhan akan produksi kopi lokal,” imbuhnya.

Terakhir adalah pengembangan itik di lahan rawa dengan inovasi yang dinamakan Siti Hawalari.

Dari empat program unggulan tersebut, program Siskaku Intip menjadi fokus paling utama.

Pasalnya, program itu menjadi salah satu upaya untuk menjadikan Kalsel swasembada sapi potong guna memenuhi kebutuhan daging lokal.

"Serta sebagai penyangga pangan IKN baru," tandasnya.

Baca Juga: Paman Birin Berbaur Bersama Relawan Haul Guru Sekumpul