Elpiji 3 Kilogram Tembus Rp50 Ribu, Tapin Gelar Operasi Pasar

Harga gas elpiji 3 kilogram yang melambung tinggi di tingkat pengecer memicu reaksi cepat dari Pemerintah Kabupaten Tapin, Senin (4/8).

Oleh Sandy
Menyerahkan gas elpiji 3kg secara simbolis kepada warga Rangda Malingkung di halaman Kantor Camat Tapin Utara. Foto - bakabar.com/Sandy.

bakabar.com, RANTAU – Harga gas elpiji 3 kilogram yang melambung tinggi di tingkat pengecer, memicu reaksi cepat dari Pemkab Tapin.

Lewat Dinas Perdagangan, operasi pasar gas bersubsidi digelar di Kecamatan Tapin Utara sebagai bentuk intervensi langsung ke masyarakat, Senin (4/8).

Sekretaris Dinas Perdagangan Tapin, MZ Walaidi Rakhmat, menjelaskan operasi pasar menyasar dua wilayah padat penduduk di Kelurahan Rangda Malingkung dan Desa Antasari.

Langkah tersebut diambil setelah harga elpiji bersubsidi di pasaran melonjak hingga Rp40 ribu sampai Rp50 ribu per tabung. Sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah hanya sebesar Rp18.500.

"Operasi dilakukan sebagai bentuk pengendalian harga, sekaligus menjamin distribusi gas bersubsidi tepat sasaran. Kami bekerja sama langsung dengan PT Pertamina Patra Niaga," jelas Walaidi.

Total 13 titik operasi pasar tersebar di berbagai kecamatan di Tapin dengan masing-masing dengan kuota 200 tabung gas.

"Kami berharap operasi pasar bisa mengembalikan stabilitas harga di lapangan, mencegah kelangkaan, dan memastikan subsidi pemerintah benar-benar diterima oleh masyarakat yang berhak," beber Walaidi.

Dinas Perdagangan juga akan memperketat pengawasan distribusi LPG di tingkat pengecer, termasuk melakukan evaluasi rutin guna mencegah penumpukan pasokan dan praktik nakal menjual gas di atas HET.

"Langkah tersebut juga bagian dari upaya daerah dalam meredam inflasi sektor energi yang bisa berdampak ke sektor lain," tegas Walaidi.

Sementara Camat Tapin Utara, Ivada Chandra Sari, mengapresiasi Pemkab Tapin yang berupaya menjaga stabilitas harga.

"Kalau bisa kegiatan serupa digelar rutin dan berkelanjutan. Kuota juga dapat ditambah, sehingga stabilisasi harga bisa terus terjaga," sahut Ivada.