Tak Berkategori

Ekspor Produk Pertanian Kalsel Digenjot

apahabar.com, BANJARMASIN – Ekspor dari Kalsel masih didominasi oleh sektor minerba. Namun bukan berarti peluang sektor…

Foto-Daun Gelinggang (Cassia Alata) produk ekspor Kalsel sektor pertanian ke Jepang. Kalsel satu-satunya provinsi di Indonesia yang mengekspor tanaman herbal itu. Foto-antara.

apahabar.com, BANJARMASIN – Ekspor dari Kalsel masih didominasi oleh sektor minerba. Namun bukan berarti peluang sektor lain, seperti pertanian tertutup.

Selam 2019, kinerja eskpor pertanian meningkat 2,6 perseb. Hingga November, tercatat 1.124 kali ekspor dengan nilai ekonomi Rp2,9 triliun. Sementara tahun lalu, di periode yang sama, hanya tercatat 1.434 kali, namun nilainya hanya Rp2,3 triliun.

Melihat angka itu, ditambah semakin banyak peminat produk pertanian oleh negara lain, maka Balai Karantina Pertanian Banjarmasin, Kalimantan Selatan, terus berupaya menggenjot nilai ekspor sektor tersebut.

Kepala Karantina Pertanian Banjarmasin, Achmad Gozali menyebutkan, adanya produk ekspor yang unik atau baru muncul asal Kalsel yakni daun gulinggang atau sena.

“Hingga kini, sebanyak 127 ton daun ini telah dikirim ke Jepang hingga dengan nilai ekonomi mencapai Rp9 miliar,” ungkapnya dikutip apahabar.com dari Antara, Jumat (8/11).

Daun yang awalnya tumbuh di hutan ini, kini mulai dibudidayakan seiring dengan besarnya permintaan di pasar ekspor.

Seperti petani di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), mulai membudidayakan. Melalui program pengembangan berbasis kawasan ini, akan mempermudah pihak Karantina Pertanian dalam mengawal proses bisnis ekspornya.

“Kami sangat mengapresiasi upaya pemerintah daerah, dalam melihat potensi ini,” tambah Gozali.

Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Perganian (Barantan) Ali Jamil mengatakan, Kementan membuka peluang seluas-luasnya kesempatan ekspor bagi masyarakat.

Menurut dia, masyarakat diajak turut andil dalam membangun pertanian dan memberikan kontribusi bagi daerahnya.

“Gerakan berani ekspor perlu kita gelorakan diseluruh pelosok negeri, khususnya bagi kaum muda,” ungkapnya.

“Yang tidak kalah pentingnya perlu diperhatikan jika sudah jalan adalah 3K, yaitu kualitasnya, kuantitas dan kontinuitasnya terus dapat dijaga,” pungkasnya.

Menurut dia, dari data BPS, hingga saat ini, ekspor dari Kalsel masih didominasi oleh sektor minerba.

Agar tidak terjadi ketergantungan terhadap produk yang tidak terbarukan tersebut, Kementan mendorong pengembangan dan peningkatan ekspor komoditas pertanian dari Kalsel.

“Kita pacu agar Kalsel juga dapat unggul dengan kinerja ekspor nonmigasnya. Dan kami mendapat laporan ada kenaikan ekspor yang signifikan,” ungkap Jamil saat menyerahkan PC kepada 2 pelaku usaha asal Kalsel.

Sebelumnya, Jamil menghadiri pelepasan ekspor produk pertanian, dengan total volume ekspor 8,4 ribu ton senilai Rp36,3 miliar.

Produk yang dikirim tersebut, masing-masing adalah minyak sawit sebesar 4,2 ribu ton senilai Rp29,6 miliar dan palm kernel ekspeller sebanyak 2,6 ribu ton senilai Rp4,1 miliar.

Baca Juga:Inflasi Meningkat, BI Kalimantan Selatan Menyasar Sektor Pertanian

Baca Juga: Selama 2019 Kaltim Ekspor Sarang Burung Walet 129 Ton

Sumber: Antara
Editor : Ahmad Zainal Muttaqin