Info Unik

Eksperimen Gila! Besarkan Bayi Manusia dengan Simpanse, Apa Hasilnya?

Keluarga Winthrop Kellogg dan Luella justru punya eksperimen gila untuk membesarkan putranya bersama simpanse.

Eksperimen gila keluarga Winthrop yang besarkan bayinya bersama seekor simpanse. Foto: Merdeka.

apahabar.com, JAKARTA - Kelahiran buah hati, umumnya, adalah momen paling membahagiakan bagi orang tua. Namun, hal itu agaknya tak berlaku bagi Winthrop Kellogg dan Luella, yang justru punya ide gila untuk membesarkan putranya bersama simpanse.

Eksperimen di luar nalar itu bermula pada 1930-an, tepatnya ketika sang psikolog hewan ini kedatangan ‘keluarga baru.’ Kala itu, tertanggal 26 Juni 1931, bayi simpanse bernama Gua, dibesarkan bersama putranya, Donald.

Gagasan demikian rupanya bermula dari ketertarikan Kellogg atas eksperimen terdahulu. Dia sadar meninggalkan manusia di hutan belantara adalah hal tercela, sehingga dilakukanlah hal sebaliknya: membawa satwa ke rumah.

Kellogg mengklaim percobaan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk melihat apakah lingkungan akan memengaruhi perkembangan simpanse, dan sejauh mana mereka bisa menyerupai manusia.

Sebagai informasi, simpanse sendiri merupakan salah satu spesies kera, yang notabene punya volume otak lebih besar ketimbang monyet. Spesies ini bahkan termasuk sebagai hewan paling cerdas di muka bumi.

Dibesarkan bak Saudara Sedarah

Kellogg dan Luella membesarkan putra mereka yang berusia sepuluh bulan dengan bayi simpanse berusia tujuh bulan secara bersamaan. Keduanya dibesarkan dan diperlakukan layaknya saudara sedarah.

Donald dan Gua sama-sama dipakaikan baju bayi, disuruh duduk di kursi tinggi, tidur di ranjang, bahkan mendapat ciuman selamat malam. Sembari melakukan hal-hal itu, Kellogg menjalankan serangkaian tes terhadap kedua ‘buah hatinya.’

Sebagaimana dilaporkan The Physical Record, Kellogg memeriksa tekanan darah, ingatan, ukuran tubuh, coretan, refleks, persepsi kedalaman, vokalisasi, penggerak, reaksi terhadap gelitik, kekuatan, sampai ketangkasan manual. 

Psikolog hewan itu jua menguji kemampuan memecahkan masalah, rasa takut, keseimbangan, perilaku bermain, memanjat, ketaatan, menggenggam, pemahaman bahasa, rentang perhatian, dan sebagainya.

Mulai Lakukan Eksperimen ‘Kejam’

Tak sekadar memantau perkembangan Gua dan Donald, Kellogg bahkan mulai melakukan eksperimen ‘kejam.’ Seperti, mengetuk kepala keduanya dengan sendok untuk mendengar perbedaan suara tengkorak. 

Dia juga membuat suara keras guna melihat siapa yang bereaksi lebih cepat. Sebuah rekaman bahkan mendapati Gua dan Donald yang diletakkan di kursi tinggi, diputar-putar sampai mereka mulai menangis. 

Mereka juga didorong menyelesaikan tes kejam. Percobaan tersebut ialah mereka dimasukkan ke dalam labirin, kemudian dipaksa keluar dengan melewati berbagai rintangan yang berbeda di sekitar mereka.

Eksperimen yang demikian, rencananya, bakal terus dilangsungkan sampai lima tahun ke depan. Namun, faktanya, percobaan itu dihentikan pada 28 Maret 1932; hanya berselang sembilan bulan sejak gagasan ‘gila’ tersebut dimulai.

Tak ada pernyataan pasti yang menjelaskan alasan berakhirnya eksperimen Kellogg. Dugaan demi dugaan pun bermunculan, salah satunya kondisi psikologis Donald mulai ‘terancam’ dan tidak menjadi ‘manusia’ seutuhnya.

Malah Menyerupai Simpanse

Laporan OZY mengatakan bahwa sang ibu mulai merasa khawatir akan kondisi anaknya yang kian menyerupai simpanse alih-alih manusia semestinya. Seperti halnya, Donald meniru suara simpanse, bahkan mulai menggigit dan merangkak persis Gua.

Gua dan Donald juga sering ‘bergulat’ dengan cara yang lebih mirip simpanse. Malahan, Gua mengajarkan sang ‘kakak laki-laki’ cara mendengus dan menyalak sepertinya, manakala ingin meminta lebih banyak makanan.

Sebab itulah, Gua akhirnya ‘diusir’ dan dikembalikan ke koloni primata Orange Park melalui proses rehabilitasi. Selang setahun kemudian, simpanse ini meninggal karena mengidap pneumonia di usia 3 tahun.

Di sisi lain, kabar mengenai perkembangan Donald tidak banyak diketahui. Dirinya kemudian diketahui bunuh diri pada 1973, tepat ketika berusia 43 tahun.