Tak Berkategori

Eks TKP Penusukan Bakal Rumjab Wali Kota Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin tampaknya tengah gencar membangun infrastruktur. Setelah megaproyek saingan Jembatan…

Lokasi bekas kafe remang-remang bakal disulap menjadi rumah jabatan wali kota Banjarmasin. apahabar.com/Bahaudin Qusairi

apahabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin tampaknya tengah gencar membangun infrastruktur.

Setelah megaproyek saingan Jembatan ‘Basit’ Alalak, kini lokasi bekas kafe remang-remang bakal disulap menjadi rumah jabatan (rumjab) wali kota Banjarmasin.

Teranyar, Pemkot Banjarmasin sudah membebaskan 2.500 meter persegi tanah senilai puluhan miliar rupiah.

“Ya puluhan miliar,” ujar Asisten II Sekdakot Banjarmasin, Doyo Pudjadi yang belum merincikan total anggaran pembebasan lahan.

Doyo mengatakan perlu kajian mendalam untuk menentukan titik lokasi pembangunan rumjab.

"Sudah dikaji oleh tim teknis supaya untuk menentukan titik ini tidak asal-asalan," ujarnya, Jumat (21/1).

Hasilnya, lokasi terpilih adalah sebuah lahan di samping eks kantor gubernur Kalsel, dekat Pasar Lama Banjarmasin.

Dulunya, lokasi ini kerap dijadikan kafe remang-remang. Puncaknya, insiden penusukan remaja sempat terjadi hingga akhirnya Pemkot melakukan penutupan pada hari ini.

Sebetulnya, kata Doyo, terdapat dua opsi yang diusulkan menjadi rumah dinas kepala daerah oleh konsultan.

Yakni, di samping Rumah Anno, Jalan Piere Tendean, dan sekitaran Taman Kamboja, Banjarmasin Tengah.

"Lokasi di sini menjadi pilihan dari alternatif usulan. Tim yang telah melakukan survei dan lain sebagainya," ucapnya.

Detail Engineering Design (DED) bakal dibuat tahun 2022 ini. Anggarannya Rp300 juta.

Sementara, proyek pengerjaan fisik rumjab baru akan dilakukan pada 2023.

"Supaya Pemkot Banjarmasin punya semacam ikon dan kebanggaan," imbuhnya.

Pemkot, kata dia akan mengawal dan menjaga setiap langkah pembangunan rumjab wali kota Banjarmasin ini.

"Karena sudah 40 tahun tidak punya," lanjutnya.

Lokasi yang dipilih, kata Doyo, merupakan titik strategis karena langsung berseberangan dengan Sungai Martapura.

"Karena ikon Banjarmasin harus Seribu Sungai, maka dipilihnya ini," pungkasnya.

Tandingan jembatan Basit di halaman selanjutnya:

Di periode kedua kepemimpinannya, Ibnu Sina bertekad membangun sebuah jembatan yang membelah Sungai Martapura. Megaproyek ratusan miliar ini ditarget rampung sebelum 2024.

Nantinya, jembatan menghubungkan wilayah Jalan Pramuka, Banjarmasin Timur dengan Sungai Gampa, Banjarmasin Utara. Panjangnya mencapai 120 meter. Meski tak sepanjang Jembatan 'Basit' Alalak -850 meter- pagu anggaran jembatan baru ini mencapai Rp175 miliar.

Kepala Bidang Jalan Dinas PUPR Banjarmasin Chandra mengatakan pembangunan jembatan ini sudah didahului studi kelayakan.

"Di tahun 2022, kita dapat pembebasan lahan. Saat ini, kami mulai penunjukkan kegiatan appraisal," ujarnya kepada apahabar.com, Rabu (19/1).

Lebih jauh, Pemkot Banjarmasin juga telah menyiapkan anggaran khusus pembebasan lahan sekitar Rp35 miliar.

Pemkot Banjarmasin menyiapkan jembatan pembelah sungai Martapura di Jalan Pramuka, Banjarmasin Timur dengan skema pembiayaan proyek tahun jamak. Foto-Foto: Dinas PUPR Banjarmasin

Puluhan kepala keluarga (KK) bakal memperoleh biaya ganti rugi lahan atas tempat tinggalnya.

"Kalau lahan sudah clear and clean, di tahun 2023 kita rencanakan pembangunan," ucap Chandra.

Ia memaparkan bentang utama jembatan menuju Sungai Gampa ini berkisar 120 meter.

Panjang bentang di luar dari oprit jembatan. Yang lebarnya mencapai 50×80 meter. Kedua sisi akan memiliki besaran oprit yang sama.

"Yang sekitar 220 meter," tegasnya.

Selain itu pembangunan infrastruktur penunjang bakal sejalan dengan proyek jembatan. Yakni berupa jalan.

Nantinya, akan ada proyek jalan sepanjang 3,8 Kilometer yang memakan investasi mencapai Rp276 miliar.

Jalan sepanjang itu bakal menembus sebagian wilayah Kabupaten Barito Kuala. Pembebasan lahan khusus proyek ini sebesar Rp50 miliar.

"Yang dibebaskan sekitar 50 meter, tapi badan jalan, drainase dan trotoar 30 meter. 10 meter lainnya ruang bebaslah," imbuhnya.

Dinas PUPR amat yakin merealisasikan megaproyek ini. Terlebih setelah berkoordinasi dengan Balai Jalan, Sungai, Pemprov Kalsel hingga Pemkab Batola.

"Kalau memang mentok, mudah-mudahan APBD bisa dilaksanakan secara multiyears contract," pungkasnya.