Nusantaranomics

Ekonom Senior Indef Bahas Resiliensi Ekonomi pada Buku Nusantaranomics

Ekonom Senior Indef Prof Didin S Damanhuri kembali melahirkan karya tulis baru dengan tema resiliensi ekonomi daerah dalam bukunya yang berjudul 'Nusantaranomic

Ekonom Senior INDEF, Didin S. Damanhuri. (Foto: Dok. Didin S. Damanhuri)

apahabar.com, JAKARTA - Ekonom Senior Indef Didin S. Damanhuri kembali melahirkan karya tulis baru dengan tema resiliensi ekonomi daerah dalam bukunya yang berjudul 'Nusantaranomics'.

Gagasan yang dikembangkan oleh Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB tersebut merupakan salah satu bentuk dari sistem ekonomi Pancasila yang menunjukkan kekuatan model kewirausahaan asli khas masyarakat Nusantara.

Didin percaya bahwa perekonomian daerah itu mempunyai resiliensi di dalam ketahanan ekonomi yang bukan hanya bisa menjadi jangkar ekonomi daerah, melainkan jangkar bagi ekonomi nasional.

"Saya punya semacam tesis dan itu dibuktikan ketika krisis tahun 1998 dan krisis pandemi sekarang misalnya. Dari kekuatan ekonomi lokal membuat Indonesia menjadi tidak terperosok pada jurang resesi yang dalam," ungkap Didin menjelaskan gambaran buku 'Nusantaranomics' kepada apahabar.com, di Jakarta Minggu (5/2).

Baca Juga: Ekonom Senior Indef Nilai UU Minerba Berisi Pasal Titipan Oligarki Tambang

Karya tulis yang ditargetkan rampung pada akhir Februari 2023 mendatang diharapkan dapat membangun sebuah konstruksi ekonomi yang berbasis nilai-nilai kesejahteraan, keadilan untuk masyarakat luas.

Sebab, selama ini menurut Didin, sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia masih berbasiskan pada materialisme.

"Ekonomi ini umumnya diimpor dari negara-negara Barat yang notabene itu bernuansa materialisme. Namun, setelah Jepang terus berkembang semakin sukses. Ternyata Jepang memiliki sistem ekonomi yang berbeda dengan Amerika dan Eropa," paparnya.

Baca Juga: Prof Didin Terbitkan Buku Bertema 'Nusantaranomics'

"Diharapkan Indonesia dapat mengikuti keberhasilan Jepang dalam menerapkan ekonomi yang berbasis nilai-nilai penggabungan antara nilai keadilan, kesejahteraan dan nilai kebahagiaan," imbuhnya.

Karenanya, semua pemangku kepentingan harus mendorong orientasi pembangunan yang menyejahterakan rakyat sebesar-besarnya. Bukan hanya menyejahterakan orang per orang pribadi dan golongan tertentu.

Hanya dengan orientasi pembangunan untuk sebesarnya kesejahteraan rakyatlah akan tercipta keadaaan politik yang kondusif, stabil dan semakin demokratis serta pembangunannya yang makin berkelanjutan.

"Pembangunan nasional yang berkeadilan dan desentralistik mampu mempresentasikan pembangunan ekonomi yang berorientasi kepada kesejahteraan rakyat," pungkasnya.