apahabar.com, JAKARTA - Peluang Indonesia untuk menjadi negara maju tetap terbuka lebar meskipun mendapat tekanan kuat pasca pandemi Covid-19.
Hal itu diyakini oleh Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah saat menghadiri OCBC NISP Business Forum di Jakarta, Selasa (21/3).
Menurutnya, ekonomi perlu tumbuh 8 persen per tahun selama 10 tahun agar Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045.
“Hitungan yang sudah kita lakukan menunjukkan kita perlu pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen per tahun selama periode 10 tahun,” ujarnya, Selasa (21/3).
Baca Juga: Negara Maju 2045, MenKopUKM: Rasio Kewirausahaan Jadi Prasyarat Utama
Jika mencontohkan China. Mereka sudah mencapai pertumbuhan di atas 12 persen per tahun selama lebih dari 10 tahun. Sehingga saat ini China memiliki perekonomian yang sukses.
"Nah jika kita dapat menerapkan itu terhadap perekonomian di Indonesia, maka kita bisa segera menyusul negara maju lainnya pada 2045," lanjutnya.
Menurut Piter, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang rata-rata hanya sebesar 5 persen per tahun ternyata belum efektif untuk menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
“Angkatan kerja kita setiap tahun mencapai sekitar 4 juta. Sementara itu, dengan pertumbuhan ekonomi kira-kira hanya sebesar 5 persen per tahun, kita hanya bisa menyerap sekitar 1,25 juta,” ungkapnya.
Baca Juga: Bahlil: Butuh USD 545,3 Miliar untuk Jadikan Indonesia Negara Maju
Karena itu, pemerintah perlu menarik investasi dengan melakukan hilirisasi Sumber Daya Alam untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen per tahun. Itu sekaligus menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
“Kita perlu optimistis karena kita memiliki semua syarat untuk menjadi negara maju. Tapi kalau kita tidak bisa mengoptimalkannya, kita bisa kesulitan menjadi negara maju di 2045,” terangnya.
Indonesia maju 2045
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) memperkirakan Indonesia akan menyandang gelar sebagai negara maju pada 2047 mendatang.
"Indonesia mampu untuk menjadi negara maju pada 2047," ujar Perry Warjiyo, Calon Gubernur Bank Indonesia (BI) pilihan Presiden Jokowi saat menjalani uji kelayakan di Komisi XI DPR hari ini, Senin (20/3).
Baca Juga: Dua Kunci Utama Indonesia Jadi Negara Maju
Langkah yang ditempuh oleh BI adalah mendukung pemerintah untuk program hilirisasi dan transformasi struktural. Pertumbuhan ekonomi pada 2023 diperkirakan 5,1 - 5,2% dan pada tahun 2024 menurut BI mencapai 4,7 - 5,5% serta 2025 sebesar 4,9-5,7%.
"Pertumbuhan ekonomi jangka menengah panjang 2025 4,9 - 5,7% bahkan bisa lebih tinggi dan hingga 2028 5,1 - 5,9%," jelasnya.
Lebih lanjut, BI akan menjaga tingkat Inflasi pada level 2,5% plus minus 1%, stabilitas nilai tukar rupiah dan cadangan devisa (cadev).