Arus Mudik Lebaran

Dukung Rekayasa Lalu Lintas, Jasa Marga Terapkan 'ITS' Saat Mudik Lebaran

PT Jasa Marga (Persero) Tbk menerapkan intelligent transportation system (ITS) untuk mendukung rekayasa lalu lintas arus mudik dan balik Lebaran 2023.

Petugas PT Jasa Marga (Persero) Tbk memantau penerapan "intelligent transportation system" (ITS). Foto: Jasa Marga

apahabar.com, JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk menerapkan intelligent transportation system (ITS) untuk mendukung rekayasa lalu lintas arus mudik dn balik Lebaran 2023.

"Jasa Marga sebagai operator jalan tol pertama di Indonesia yang mengimplementasikan ITS terus mengembangkan sistem ini melalui super-app Jasamarga Integrated Digitalmap (JID) yang digunakan oleh Jasamarga Tollroad Command Center (JMTC) untuk menjawab kebutuhan dalam pengelolaan pelayanan jalan tol yang terintegrasi sekaligus menjadi sumber dari pusat informasi lalu lintas," ujar Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (29/4).

Subakti menegaskan Jasa Marga terus mengembangkan inovasi berbasis teknologi yang berkelanjutan untuk mendukung proses bisnis perusahaan dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengguna jalan dan pemangku kepentingan terkait.

Jasa Marga melakukan peningkatan teknologi digital yang dapat memantau, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi terkait kebijakan pengaturan lalu lintas kepada pemangku kepentingan dan akses informasi yang lebih mudah dan terkini kepada pengguna jalan.

Baca Juga: Arus Masuk dan Keluar di 4 Gerbang Tol, Jasamarga: Tercatat Kenaikan

Super-app JID yang merupakan perwujudan sistem ITS memiliki fungsi, antara lain advanced traffic management system (ATMS) untuk memantau kondisi dan situasi lalu lintas melalui peta digital yang terintegrasi dengan seluruh peralatan informasi dan komunikasi di seluruh ruas jalan tol Jasa Marga.

Kemudian, incident management system (IMS) untuk memberikan notifikasi terkait gangguan lalu lintas, rekayasa lalu lintas dan kegiatan pemeliharaan jalan tol. Fungsi lainnya yakni road safety and traffic violation untuk memantau kendaraan yang melebihi batas atas kecepatan dan beban muatan yang melewati jalan tol.

Lalu, electronic toll collection system untuk memantau transaksi gerbang tol secara real time, intelligent tollroad maintenance system (ITMS) untuk mengelola aset infrastruktur dan pemeliharaan jalan tol, dan fungsi advanced traveler information system (ATIS) untuk memberikan informasi mengenai kondisi lalu lintas dan rest area di jalan tol.

"Sistem tersebut mengintegrasikan seluruh peralatan informasi dan komunikasi di Jalan Tol Jasa Marga Group, yang menghasilkan data dan informasi yang kemudian dianalisa oleh sejumlah expert talent di Jasa Marga untuk dapat dimanfaatkan secara optimal oleh para pengambil keputusan. Hal ini yang membuat Jasa Marga menjadi operator jalan tol dengan sistem pengolah data lalu lintas jalan tol terlengkap dan terpadu di Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Diskon Tarif Tol, Jasa Marga: Maksimalkan Distribusi Lalin Arus Balik

Subakti menjelaskan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna jalan terutama di tengah lonjakan volume lalu lintas yang jauh melebihi kapasitasnya pada periode libur Hari Raya, Jasa Marga merekomendasikan berbagai strategi untuk mengoptimalkan kapasitas jalan tol yang ada dan distribusi lalu lintas untuk menghindari penumpukan kendaraan.

Untuk memantau kapasitas maksimal yang dapat ditampung di ruas jalan tol, Jasa Marga menggunakan teknologi counting digital berbasis radar dan CCTV analytic berbasis artificial intelligence (AI) dengan memperhatikan standar yang disepakati yakni kecepatan minimum 40 km/jam, kapasitas maksimum jalan tol dengan V/C ratio di bawah 0,8, masa transisi selama kurang lebih 2 jam, dan faktor keselamatan.

Apabila volume kendaraan per jam mendekati kapasitas maksimal suatu segmen ruas jalan tol, maka sistem ini memberikan peringatan dini kepada petugas untuk dapat melakukan pengaturan lalu lintas.

"Hal inilah yang kami koordinasikan kepada pemangku kepentingan, khususnya kepada kepolisian, sebagai pemegang diskresi atas langkah rekayasa lalu lintas," pungkas Subakti.