hilirisasi komoditas

Dukung Hilirisasi, Bahlil: Kita Kolaborasi dengan Banyak Negara

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya kolaborasi untuk mewujudkan hilirisasi.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam Orasi Ilmiah dan Syukuran Dies Natalis Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Indonesia ke-8 di Auditorium FIA UI, Depok, Jawa Barat, Jumat (17/3/2023). ANTARA/HO Kementerian Investasi/BKPM

apahabar.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya kolaborasi untuk mewujudkan hilirisasi.

Dalam Dies Natalis Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Indonesia ke-8 di Depok, Jawa Barat, Jumat (17/3), Bahlil mengungkapkan Indonesia membuka peluang kolaborasi dengan negara manapun yang memenuhi syarat untuk melakukan kerja sama.

Menurut Bahlil, Indonesia menyadari tidak bisa sendiri dalam upaya mewujudkan hilirisasi. Maka dari itu dibuka peluang sebesar-besarnya untuk melakukan kolaborasi dengan negara manapun yang memenuhi syarat untuk melakukan kerja sama.

"Khususnya untuk saat ini kita butuh dukungan kerja sama dalam hal teknologi, kita lakukan kolaborasi dengan Tiongkok dan beberapa negara lainnya. Kita yakinkan bahwa Indonesia tempat yang layak untuk melakukan investasi,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (18/3).

Baca Juga: Hilirisasi Petrokimia, LCI Bangun Pabrik Senilai Rp60 Triliun

Di hadapan 200 orang lebih civitas akademika FIA UI, Bahlil mengungkapkan bahwa pemerintah terus berusaha menunjukkan Indonesia adalah negara yang layak untuk menjadi tujuan investasi.

Keputusan untuk menyetop ekspor bahan mentah dan fokus terhadap hilirisasi yang dilakukan oleh pemerintah, dibarengi dengan terbukanya peluang kolaborasi antara Indonesia dengan negara manapun.

Senada, Rektor UI Ari Kuncoro juga menyatakan bahwa investasi mendorong terjadinya kolaborasi di bidang teknologi. Menurutnya, Kementerian Investasi merupakan gerbang awal dapat terlaksananya kolaborasi investasi di Indonesia.

"Investasi mendatangkan teknologi dan menciptakan kolaborasi. Melalui teknologi, negeri ini bisa membuat lompatan besar menuju Indonesia Maju di tahun 2045," ujarnya.

Baca Juga: Tingkatkan Nilai Tambah, Bahlil Ungkap Peran UU Cipta Kerja dalam Hilirisasi Indonesia

Dengan begitu, kolaborasi penting untuk meningkatkan ekonomi dan menekan biaya di tengah ketidakpastian global.

"Nah, Kementerian Investasi ini yang bertanggung jawab sebagai gerbang awal investasi masuk ke Indonesia untuk kemudian keuntungannya dapat bermuara ke daerah," ungkap Ari.