Duet Erick Thohir-Yenny Wahid Pandu Peringatan Harlah Satu Abad NU

Menteri BUMN Erick Thohir dan Yenny Wahid kompak memandu peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII),

Panitia Pelaksana Hari Lahir 1 Abad NU, Erick Thohir dan Yenny Wahid (Foto: apahabar.com/Dian)

apahabar.com, JAKARTA - Peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Selasa (31/1).

Erick yang didapuk sebagai Ketua Steering Committee (SC) tampak berduet dengan Yenny Wahid yang dipercaya menjadi Ketua Organizing Committee (OC) memandu peringatan Harlah Satu Abad NU.

"Saat ini, NU hadir sebagai Organisasi Islam terbesar di Indonesia, bahkan dunia," ujar Erick Thohir saat membuka acara Harlah Satu Abad NU, di TMII Jakarta, Senin (31/1). 

Kemudian, anak dari Presiden RI Ke-4 Gus Dur, Yenny Wahid menyahut perkataan Erick yang berharap bahwa NU dapat menggencarkan program yang ditujukan untuk memperbaiki akhlak dan amal masyarakat Indonesia.

"Nahdlatul Ulama lahir sebagai respon dalam perbaikan akhlak kala itu. Ke depannya, revitalisasi fitrah dan amaliyah akan menjadi program NU," sahut Yenny Wahid. 

Yenny lalu mengucapkan terimakasih atas jerih payah seluruh panitia yang bertugas menyukseskan Harlah Satu Abad NU.

"Acara ini terlaksana dengan lancar berkat kerja keras panitia dan warga NU di seluruh Indonesia," kata Yenny. 

Lebih lanjut, Yenny menyebut setidaknya akan ada 1 juta orang yang hadir pada puncak acara Harlah Satu Abad NU yang akan diselenggarakan pada 7 Februari 2023 di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur.

Di sisi lain, Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf berharap peran perempuan yang mulai menjadi prioritas dalam pengembangan NU menyambut abad keduanya. Salah satunya dengan menempatan Yenny Wahid sebagai Ketua Panitia Harlah Satu Abad NU sebagai bukti NU memberi ruang luas bagi perempuan.

"Dalam memasuki abad Ke-2 NU, akan lebih mengedepankan perempuan dalam berbagai NU, atau disebut juga dengan ‘NU Woman’, ujar Gus Yahya.

"Tidak ada jalan lain, selain menempatkan perempuan di garis depan," pungkasnya.