Hot Borneo

Dua Tahun Corona di Banua, Pemprov Kalsel Sudah Ngapain Aja?

apahabar.com, BANJARBARU – Status tanggap darurat Covid-19 ditetapkan. Seluruh bupati dan wali kota se-Kalimantan Selatan dikumpulkan….

Gubernur Sahbirin Noor saat mengumumkan konfirmasi kasus perdana Covid-19, 22 Maret 2020 silam. Foto: Dok.apahabar.com

apahabar.com, BANJARBARU – Status tanggap darurat Covid-19 ditetapkan. Seluruh bupati dan wali kota se-Kalimantan Selatan dikumpulkan. Lewat telekonferensi pada 22 Maret 2020, Gubernur Sahbirin Noor memastikan virus corona mulai merambah Banua.

Kasus pertama itu dikonfirmasi berdasar hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan. Dari 5 sampel, satu di antaranya terdeteksi positif Covid-19.

Sudah 730 hari, pandemi di Bumi Lambung Mangkurat belum juga terkendali. Tren kasusnya mengalami fluktuasi.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel mencatat total 83.962 warga terkonfirmasi Corona; 81.007 di antaranya berhasil sembuh, sedangkan 2.519 jiwa melayang.

Dalam liputan khusus edisi 'Dua Tahun Pandemi di Banua', apahabar.com banyak mencatat sederet kejadian menarik.

Desakan Lockdown

Pembatasan Sosial di Makassar Disetujui, Banjarmasin Sabar Dulu..

Sepekan usai pengumuman Ulin 1 -sebutan pasien pertama Covid-19 Kalsel, seruan lockdown oleh warganet ramai di media sosial.

Konsep lockdown beda dengan karantina wilayah. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM, Mahfud MD menjelaskan lockdown adalah kebijakan larangan keluar-masuk warga di wilayah tertentu karena situasi darurat.

Sementara istilah karantina wilayah sudah termuat dalam UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang kekarantinaan kesehatan. Konsep ini hanya menerapkan sistem pembatasan pergerakan orang demi kepentingan kesehatan.

Kemudian, 16 Mei 2020 Pemprov Kalsel resmi memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di daerah. Aturan itu diberlakukan guna menekan penyebaran virus corona sejak dini. Sesuai instruksi pemerintah pusat.

Fluktuasi Kasus

Kasus Covid-19 di Kalsel, Paman Birin: 1 Positif

Saat ini penyebaran Covid-19 di Kalsel sudah melandai. Kasus aktif per 22 Maret sebanyak 436 sedangkan pada 1 Maret masih 4.799 orang.

Dalam satu minggu terakhir, tambahan kasus konfirmasi baru sebanyak 205 dan 4 kasus kematian.

Sejak kasus pertama Covid-19 Kalsel pada 22 Maret 2020 hingga saat ini, jumlah penduduk yang dikonfirmasi terinfeksi virus Corona telah mencapai 83.962 orang.

"Dari jumlah kasus tersebut, tentu saja ada yang mengalami reinfeksi sebanyak dua kali atau lebih," beber Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin kepada apahabar.com, Rabu (23/3).

"Begitu pula diperkirakan cukup banyak warga yang terinfeksi, tetapi belum terdata karena tidak melapor atau memeriksakan diri ke fasyankes terdekat," tambahnya.

Selama perjalanan pandemi Covid-19 Kalsel yang sudah berlangsung genap dua tahun, sebanyak 81.007 orang dinyatakan sembuh dan 2.519 meninggal dunia. Atau dengan kata lain angka recovery rate-nya mencapai 96,48% dan fatality rate 3,00%.

Angka kesembuhan Kalsel tersebut tinggi dan lebih baik dari recovery rate tingkat nasional, yakni 94,40%. Sedangkan angka kematian Kalsel lebih tinggi dari fataly rate nasional yang berada pada level 2,6%.

Lebih rendahnya angka kesembuhan nasional disebabkan masih tingginya kasus aktif nasional per 22 Maret 2022, yakni 3,00% dan Kalsel hanya 0,52%.

Situasi pandemi Covid-19 yang paling buruk yang dihadapi Kalsel terjadi pada tahun 2021. Sebanyak 65,09% atau 54.654 kasus konfirmasi terjadi pada tahun tersebut sedangkan kasus kematian sebanyak 71,70% atau 1.806 orang.

Situasi tahun 2021 ini juga terjadi secara nasional, terutama disebabkan penyebaran varian Delta dan kebijakan pelonggaran oleh pemerintah pusat selama semester 1 tahun 2021.

Memasuki tahun 2022 kasus Covid-19 Kalsel kembali melonjak akibat varian Omicron. Jumlah penduduk yang dikonfirmasi terinfeksi dari 1 Januari hingga 22 Maret 2022 mencapai 14.008 atau mencapai 91,56% kasus sepanjang tahun 2020.

Sedangkan kasus kematian dalam periode tersebut sebanyak 128 orang atau 0,91% dari total kasus konfirmasi.

Menurut Taqin, peran vaksinasi cukup penting dalam menekan angka kematian Covid-19. Meskipun di Kalsel dan tingkat nasional saat ini kasus Covid-19 melandai, vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan tetap penting karena masih ada risiko penularan.

Di sisi lain, ia juga menyarankan agar wacana menuju endemi di Indonesia, jangan terburu-buru. Sebab masih terjadi ketimpangan vaksinasi yang lebar antara Jawa-Bali dengan luar Jawa-Bali, antara wilayah kota dengan kabupaten di Indonesia.

Begitu pula sampai saat ini masih terjadi ketimpangan vaksinasi global yang masih sangat tinggi.

Misalnya, vaksinasi lengkap di tingkat global sudah mencapai 55% sedang di Afrika baru 15%. Wilayah dengan vaksinasi masih rendah berpotensi memunculkan varian baru yang berbahaya sebagaimana kemunculan varian Omicron dari Afrika.

"Jadi jangan terburu-buru memberlakukan status endemi," pesannya.

Sigap Antisipasi Lonjakan

Kado Terindah HUT Yunan Helmi; Sembuh dari Covid-19, Rindu ini

Plt Juru Bicara Satgas Covid-19 Kalsel, Soekamto mengakui kondisi pandemi belakangan terakhir terus melandai.

Menurutnya, hal tersebut tidak lepas dari kerjasama seluruh pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.

"Walaupun masih ada kasus, tapi tidak setinggi tahun sebelumnya," ucapnya kepada apahabar.com, Rabu (23/3).

Kendati demikian, Soekamto meminta masyarakat tetap jangan lengah. Protokol kesehatan Covid-19 mesti terus diterapkan.

Di samping itu, cara untuk tetap mempertahankan kondisi baik ini dengan meningkatkan capaian vaksinasi. Tracing, testing, dan treatment juga harus dilakukan.

"Langkah-langkah seperti itu yang bisa mengendalikan Covid-19," tutur Plt Kepala Dinas Kesehatan Kalsel ini.

Dua tahun pandemi, Soekamto mengklaim Pemprov selalu lebih sigap dalam pengendalian virus asal Wuhan.

Misalnya, melakukan antisipasi dini akan adanya ancaman gelombang ketiga. "Pemprov [saat itu] sudah menyiapkan rumah sakit, tenaga kesehatan tambahan, isolasi terpusat, hingga capaian vaksinasi," pungkasnya.