Nasional

Dua Mahasiswa Unsrat Manado Raih Gelar Sarjana Tanpa Skripsi, Kok Bisa?

apahabar.com, MANADO – Ada yang menarik di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi (Unsrat)…

Dua mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unsrat Manado raih gelar sarjana tanpa skripsi. Foto-detik.com

apahabar.com, MANADO – Ada yang menarik di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado. Dua mahasiswanya meraih gelar sarjana S1 tanpa membuat skripsi, kok bisa?

Kedua mahasiswa itu bernama Mineshia Lesawengen dan Deo Rawis. Keduanya resmi menyandang gelar sarjana S1 jurusan Ilmu Pemerintahan (SIP).

“Jadi di Fispol ada dua, sebenarnya ada tiga yang lulus tanpa skripsi, tapi yang satu masih semester VI,” kata Wakil Dekan (WD), Fispol Dr Donald K Monintja, S,Sos, M,Si seperti dilansir detikcom, Kamis (13/1).

Donald menjelaskan gelar sarjana kepada kedua mahasiswa itu berdasarkan surat keputusan rektor Unsrat Manado, sebagai reward.

Ya, reward diberikan pihak Unsrat Manado, lantaran keduanya berhasil lolos pekan ilmiah mahasiswa nasional (Pimnas) berkaitan dengan program kreativitas mahasiswa (PKM).

“Jadi waktu itu Unsrat ada mahasiswa yang mempresentasikan hasil di kegiatan tersebut dengan mengikutkan empat wakil Unsrat di Pimnas,” tutur Donald.

Lebih jauh, Donald menjelaskan, sebelum keluar SK, pihak fakultas telah mengusulkan ke pihak rektor agar mahasiswa ikut PKM hingga tingkat nasional agar tidak perlu diberikan tugas akhir atau ujian skripsi.

Alasannya karena karya ilmiah yang telah dipresentasikan itu setara dengan tugas akhir atau skripsi. Menurut dia, tak hanya usulan itu, mahasiswa juga tidak perlu mengikuti kuliah kerja terpadu (KKT), dan disetujui rektor.

“Sebelumnya, ada penyampaian rektor bahwa mahasiswa bukan hanya tidak ikut skripsi, tapi sudah tidak ikut KKT lagi,” papar Donald.

Untuk pemberian tidak skripsi itu lihat dari semester. Donald mengatakan bagi dua mahasiswa itu sudah semester VIII, jadi jumlah SKS-nya sudah terpenuhi.

“Tanpa meniadakan ukuran masa studinya. Jadi sudah pas untuk lulus. Di kelompok PKM itu ada tiga mahasiswa, namun yang satu masih semester 6 jadi masih ada mata kuliah, makanya belum bisa yudisium,” ujar dia.

Donald mengungkapkan capaian yang dilakukan mahasiswa benar-benar karya ilmiah seperti halnya proses pembuatan skripsi.

Menurutnya karena karya ilmiah tersebut ikut dinilai oleh guru besar dari universitas lain.

“Pengujinya bukan hanya dari Unsrat, tapi dari beberapa universitas yang ada di Indonesia. Jadi terkait dengan tidak buat skripsi dasarnya dari situ. Mereka turun lapangan, observasi di lapangan, buat data di lapangan. Sekaligus menggunakan metodologi untuk membedah masalah yang diangkat,” imbuhnya.

Donald berharap, karena ini merupakan program bagus dan menarik, diharapkan lebih banyak lagi mahasiswa yang ambil bagian dari kegiatan-kegiatan kemahasiswaan.

“Kita di Unsrat memang masih baru. Kalau bisa mahasiswa ikut program ini lebih banyak. Karena ini secara tidak langsung membantu orang tua,” pungkasnya.

Untuk diketahui, PKM merupakan salah satu program Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, Teknologi.

Adapun PKM terdiri atas PKM Riset (PKM-R), PKM Kewirausahaan (PKM-K, PKM Pengabdian Masyarakat (PKM-PM), PKM Penerapan Iptek (PKM-PI), PKM Gagasan Futuristik Konstruktif (PKM-GFK), PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT), PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI)

Mahasiswa dari Fispol Unsrat mengikuti skema PKM-R, yaitu PKM- RSH (Riset Sosial Humaniora) yang tahapannya sudah dimulai sejak Februari 2021, dengan menyusun proposal.

Tidak Mudah

Mineshia Lesawengen peraih gelar sarjana tanpa skripsi mengaku mengikuti ajang Pimnas berkaitan dengan program kreativitas mahasiswa (PKM).

Ia menjelaskan mahasiswa yang ikut PKM tantangannya dari penyusunan proposal hingga bertarung di Pimnas. Mereka setiap hari harus mengisi laporan di SIM Belmawa serta berlatih untuk presentasi.

Menurutnya, yang perlu juga dipersiapkan selama kurang-lebih 8 bulan adalah mental.

“Karena untuk berada di tingkat nasional dan bersaing dengan kampus-kampus yang sudah sangat berpengalaman mengikuti ajang seperti ini tidaklah mudah,” katanya.

Meski demikian, menurutnya kegiatan ini dapat mendorong pengembangan potensi mahasiswa.

“Bagi saya ini kesempatan besar bagi mahasiswa dalam pengembangan potensi diri dengan mengkaji ilmu pengetahuan. Ada pengalaman yang luar biasa, karena boleh membawa nama baik institusi di kancah nasional,” imbuhnya.

Tak hanya itu, ke depan dia berharap banyak mahasiswa yang akan lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan kemahasiswaan.

“Kalau tahun kemarin yang lulus Pimnas hanya 4 tim, berharap tahun ini bisa lebih. Jika kampus lain bisa sampai 100 lebih tim lulus ke Pimnas, maka optimislah Unsrat bisa,” pungkasnya.