KTT Ke 42 ASEAN

Dua Dokumen Inisiatif Indonesia pada KTT ke-42 ASEAN Sepakat Didukung

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegasan bahwa ASEAN mendukung dua dokumen inisiatif Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat melihat showcase ujicoba QRIS dalam rangka implementasi Regional Payment System antar anggota negara ASEAN di Jakarta, Minggu (7/5/2023). Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegasan bahwa ASEAN (Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara) sepakat mendukung dua dokumen inisiatif Indonesia untuk diadopsi oleh para Kepala Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN.

“Pertama, ASEAN Leaders’ Declaration on Developing Regional Electric Vehicle Ecosystem yang akan menjadi panduan kerja sama dan kolaborasi untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik yang aman, efisien, dan berkelanjutan di kawasan,” kata dia dalam konferensi pers usai Pertemuan Menteri Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community Council/AECC) ke-22 di Jakarta, Minggu (7/5).

Dokumen kedua ialah ASEAN Leaders’ Declaration on Advancing Regional Payment Connectivity and Local Currency Transaction Mechanism yang bakal mendukung penguatan stabilitas keuangan serta meningkatkan integrasi ekonomi kawasan.

Dalam pidato pembukaan AECC ke-22, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa ASEAN berupaya mewujudkan peran strategis sebagai pusat gravitasi ekonomi di Asia dan mesin pertumbuhan global yang signifikan. Ikhtiar mencapai tujuan tersebut didasari tema ASEAN yang diangkat pada tahun 2023 adalah “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.

Baca Juga: Akomodasi Terapung dalam ASEAN Summit, Pelni Siagakan KM Sinabung

“Tema ini juga memungkinkan ASEAN menyoroti peluang dan tantangan yang ada di depan,” ujar dia sebagaimana dalam keterangan resmi.

Adapun elemen peluang yang ditentukan adalah ketahanan wilayah melalui transisi energi, ketahanan pangan, dan stabilitas keuangan. Kedua yaitu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs/Sustainable Development Goals), ketahanan wilayah melalui transisi energi, ketahanan pangan, dan stabilitas keuangan.

Terakhir, lanjutnya, adalah implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang menunjukkan upaya ASEAN mendorong kerja sama di Indo-Pasifik sekaligus memaksimalkan mekanisme yang dipimpin ASEAN saat ini.

“Melalui elemen-elemen tersebut, ASEAN berupaya untuk mempromosikan rasa kebersamaan yang lebih kuat masyarakat dan pembangunan di antara negara-negara anggota ASEAN karena kami berharap semangat tersebut dapat mewujudkan komitmen bersama kita terhadap pemulihan ekonomi melalui kolaborasi lintas sektoral,” ungkap Airlangga.

Baca Juga: Pangsa Perdagangan ASEAN ke Korea, Menkeu: Naik 82,8 Persen Sejak 2003

Lebih lanjut, komitmen tersebut juga ditunjukkan melalui ASEAN Post-2025 Vision di mana negara-negara Asia Tenggara memastikan kawasan ini tetap menjadi yang terdepan dengan kerangka kerja lebih pas untuk memperkuat ketahanan ASEAN terhadap lingkungan global.

ASEAN Sentralitas disebut menempatkan ASEAN sebagai aktor penting regional kerja sama, sekaligus memperkuat hubungan dengan mitra eksternal. Melalui mekanisme yang dipimpin ASEAN, maka dapat memfasilitasi kolaborasi dan dialog yang lebih besar mengenai isu-isu regional dan global, serta berkontribusi pada pembangunan kawasan sejahtera.

“Mari kita berkomitmen kembali pada prinsip-prinsip persatuan dan solidaritas ASEAN sambil bekerja menuju masa depan yang lebih cerah bagi semua rakyat kita,” terangnya.