Pelarangan Ibadah

DPRD Depok Sesalkan Aksi Pelarangan Ibadah di Kapel GBI Cinere 

Dengan adanya aksi massa yang ontrog Kapel GBI Cinere, di Jalan Raya Bukit Cinere, Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere,Depok disesalkan Wakil Ketua DPRD Depok He

Masa aksi yang mendatangi Kapel Bukit Cinere. Istimewa

apahabar.com, DEPOK - Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Hendrik Tangke Allo menyayangkan terjadinya aksi pelarangan ibadah di kapel GBI Cinere yang terjadi di Jalan Bukit Cinere Raya, RT 12/3 Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere, Kota Depok, Sabtu (16/9).

“Saya sangat menyesalkan kejadian tersebut ketika ada sekelompok ormas yang mengatasnamakan sekelompok ormas dan masyarakat datang di tempat ini melakukan demo terhadap sebuah Kapel. Mereka tidak membolehkan ada ibadah dalam bentuk apapun di sini,” katanya, Minggu (17/9).

Hendrik Tangke Allo mengatakan bahwa lokasi tersebut bukanlah gereja, tetapi hanya Kapel. Untuk izin pun hanya perlu izin lingkungan dan tetangga. Pemkot Depok sudah melakukan rapat dan memutuskan untuk tidak digelar ibadah sementara waktu.

Baca Juga: Kapel GBI Cinere Depok Sepi, Jemaat Pilih Ibadah Secara Streaming

“Kemudian ternyata saya dengar Pemkot Depok melalui Kesbangpol sudah melakukan rapat beberapa waktu lalu dan diputuskan kegiatan ibadah di sini dihentikan untuk sementara. Nah, ini yang saya sangat sesalkan hanya (ibadah) online. Menurut saya ini diskriminasi yang tidak perlu terjadi dan tidak boleh terjadi,” katanya.

Menurutnya, pemerintah harus hadir memberikan rasa aman dan nyaman terhadap seluruh umat agama apapun agamanya untuk melakukan ibadah dengan baik. Termasuk kegiatan ibadah di Kapel Cinere ini pun hadir berjalan dengan baik. 

“Sudah 28 tahun hanya pindah tempat tiba-tiba ada pembiaran. Menurut saya ada hal-hal yang tidak fair dilakukan pemerintah, ada ketidakadilan disini,” tegasnya.

Baca Juga: Polres Depok Jamin Perlindungan Jemaat Kapel GBI Cinere

Hendrik mengaku sudah berkordinasi dengan Kesbangpol. Hendrik menyesali hasil keputusan rapat yang dilakukan Kesbangpol karena dilakukan penghentian ibadah untuk sementara.

“Saya menyesalkan keputusan rapat Kesbangpol kemarin yang mengundang semua pihak ternyata kegiatan di sini dihentikan sampai dua minggu kedepan. Ini kan tidak fair tidak ada ketidakadilan kepada jemaat disini gimana mereka mau beribadah,” ungkapnya.

Hendrik meminta agar pemerintah segera mengambil langkah mengatasi persoalan ini. 

“Kami akan undang Kesbangpol dan pihak-pihak disini suapaya segera dicari solusi, solusinya apa, berikan kebebasan dan rasa aman kepada jemaat disini untuk beribadah,” pungkasnya.