DPRD Kalsel

Dorong Pertanian Organik, DPRD Kalsel Lirik Bali sebagai Model Sukses

Kalimantan Selatan dinilai memiliki potensi besar untuk mengembangkan sistem pertanian organik seperti yang berhasil diterapkan di Provinsi Bali.

Firman Yusi. Foto: Humas

bakabar.com, BANJARMASIN – Kalimantan Selatan dinilai memiliki potensi besar untuk mengembangkan sistem pertanian organik seperti yang berhasil diterapkan di Provinsi Bali. Di Bali, sistem ini telah mendorong ekspor beras organik hingga 12.000 ton ke Amerika Serikat.

Hal tersebut disampaikan anggota DPRD Kalsel, Firman Yusi, usai melakukan kunjungan kerja Komisi II ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali.

Menurut Firman, pertanian organik merupakan peluang besar untuk meningkatkan nilai tambah produksi pangan sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

"Pertanian organik bukan hanya soal hasil panen, tetapi juga masa depan lingkungan dan kesehatan masyarakat," ungkap politisi dari Fraksi PKS itu dalam rilis yang diterima, Selasa (24/6).

Namun Firman mengakui, transformasi menuju sistem pertanian organik tidak bisa dilakukan secara instan. Ia mencontohkan Bali yang memulai inisiatif ini sejak 2009, dan baru memiliki payung hukum melalui Perda Nomor 8 Tahun 2019.

“Artinya, dibutuhkan proses panjang dan perencanaan yang matang. Tapi Kalsel harus segera menyiapkan regulasi serupa agar petani dan pelaku usaha punya arah dan dukungan jelas,” ujarnya.

Firman menambahkan, pertanian organik juga dapat menjadi solusi konkret atas berbagai masalah klasik yang dihadapi petani di Kalsel, seperti kelangkaan pupuk bersubsidi, fluktuasi harga pangan, serta dampak negatif penggunaan pupuk kimia terhadap lingkungan.

Ia optimistis, petani di Banua mampu beradaptasi. “Bahkan sebagian dari mereka sebenarnya sudah menerapkan praktik pertanian alami. Seperti petani padi lahan kering di pegunungan Hulu Sungai yang memproduksi beras gunung aromatik secara alami,” ungkapnya.

Yang dibutuhkan saat ini, lanjutnya, adalah perlindungan lahan, bantuan pupuk dan pestisida organik, serta akses terhadap sertifikasi untuk membuka peluang ekspor.

“Dengan sistem pertanian organik, kita bisa mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan sekaligus menembus pasar global,” tutup Firman.