Dorong Ketahanan Pangan, BUMDes Pelangsian Kembangkan Usaha Penggemukan Sapi

upaya memperkuat ketahanan pangan dan menggerakkan ekonomi desa, BUMdes Pelangsian mulai mengembangkan usaha penggemukan sapi. 

Usaha penggemukan sapi, menjadi langkah strategis BUMdes Pelangsian yang aman dalam mengelola dana desa. Jumat (24/10/2025). Foto: bakabar.com/Ilhamsyah Hadi

bakabar.com, SAMPIT - Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan dan menggerakkan ekonomi desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pelangsian, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, kini mulai mengembangkan usaha penggemukan sapi. 

Program ini diinisiasi langsung oleh Kepala Desa Pelangsian, Ismail, yang menilai beternak sapi sebagai langkah strategis dan aman dalam mengelola dana BUMDes.

Menurut Ismail, gagasan ini berawal dari pengalamannya yang telah lama bersentuhan dengan dunia peternakan.

“Dari dulu saya sedikit banyak tahu soal memelihara sapi. Dulu sempat juga merawat, meski dibantu orang. Karena berkaitan dengan ketahanan pangan, akhirnya kita sepakat untuk mencoba budidaya sapi,” ujarnya kepada media ini, Jumat (24/10/2025).

Ismail menjelaskan, tujuan utama program ini bukan hanya untuk mencari keuntungan, tetapi juga mengamankan modal BUMDes agar tidak berkurang. 

Ia menilai, dibandingkan dengan usaha pinjam-meminjam yang berisiko macet, atau usaha perdagangan yang belum tentu menguntungkan, beternak sapi memberikan jaminan keamanan modal sekaligus potensi laba yang jelas.

“Kalau sapi, aman dulu modalnya. Keuntungan juga kita harapkan terutama saat hari besar seperti Lebaran, ketika harga sapi naik,” tambahnya.

Pada tahap awal, BUMDes Pelangsian telah menganggarkan sekitar Rp200 juta untuk pengadaan lima ekor sapi jenis limosin, lengkap dengan biaya perawatan dan pembangunan kandang. Sapi-sapi tersebut dibeli pada usia antara 1,2 hingga 1,5 bulan, dan akan dipelihara hingga usia dua tahun sebelum dijual.

Dengan perkiraan harga jual sapi antara Rp40 juta hingga Rp45 juta per ekor, usaha ini diproyeksikan mampu menghasilkan keuntungan bersih sekitar Rp25-35 juta setelah dipotong biaya pakan dan operasional.

“Ke depannya, keuntungan ini bisa terus dimodalkan kembali untuk menambah jumlah sapi. Harapannya tahun 2026 usaha penggemukan sapi ini sudah berjalan penuh dan berkelanjutan,” tutur Ismail optimis.

Langkah BUMDes Pelangsian ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa lain dalam mengelola dana desa secara produktif, aman, dan berorientasi jangka panjang sekaligus mendukung ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat setempat.