Info Kesehatan

Doja Cat Vaping di Met Gala 2023, Ini Bahaya Rokok Elektrik bagi Kesehatan

Doja Cat kedapatan mengisap vape alias vaping dalam acara Met Gala 2023. Padahal, pelantun You Right itu mengaku sudah berhenti merokok elektrik

Doja Cat kedapatan mengisap vape alias vaping dalam acara Met Gala 2023 (Foto: Latestly)

apahabar.com, JAKARTA - Doja Cat kedapatan mengisap vape alias vaping saat menunggu giliran diwawancarai di Red Carpet dalam acara Met Gala 2023. Padahal, pelantun You Right itu mengaku sudah berhenti merokok elektrik.

“Saya telah berhenti vaping. Sudah 70 hari tanpa vaping,” ujarnya kepada People pada Agustus 2022 lalu, dikutip Kamis (4/5).

Adapun alasan yang membuat Doja Cat sempat berhenti vaping, ialah menjalani operasi amandel pada Mei 2022. Kebiasaan merokok elektrik itu membuat sang musisi terpaksa memotong amandel bagian kirinya karena terdapat abses.

Doja Cat mengungkapkan bahwa berhenti mengisap rokok elektrik bukanlah perkara mudah. Dirinya sudah kecanduan, sehingga sekalinya tak vaping, dia sampai mengalami kondisi di mana kukunya mengelupas.

Kecanduan memang merupakan salah satu efek samping dari vape. Dokter Spesialis Paru, Erlina Burhan, mengatakan orang yang sudah kecanduan rokok elektrik tak hanya merasa gelisah jika tidak vaping, tapi juga muncul rasa asam di mulut.

“Tidak bisa berhenti merokok itu sudah kecanduan. Rasa asam di mulut bukan satu-satunya tanda (kecanduan). Dia bisa menjadi gelisah karena tubuhnya merasa kurang nikotin,” jelasnya.

Hal itu dikarenakan nikotin yang terkandung dalam vape. Bahan tersebut mampu merangsang otak untuk melepaskan hormon dopamin dalam jumlah banyak, sehingga mengakibatkan efek ketergantungan.

Selain menimbulkan efek kecanduan, vape masih menyimpan sederet ancaman untuk kesehatan. Merangkum berbagai sumber, berikut ulasannya:

Merusak Paru

Nikotin dalam vape tak hanya menimbulkan efek ketagihan, tapu juga berpotensi merusak paru-paru. Kandungan ini meningkatkan risiko peradangan pada paru-paru, bahkan mengurangi kemampuan jaringan pelindung di paru-paru untuk melindungi organ tersebut.

Asetil yang terkandung dalam vape juga dapat menyebabkan penyakit bronkiolitis obliterans, atau yang lebih dikenal sebagai paru-paru popcorn (popcorn lung). Vitamin E yang ada pada beberapa jenis rokok elektrik pun diduga kuat bisa menyebabkan iritasi paru-paru.

Mengganggu Perkembangan Otak

Lagi-lagi, nikotin yang terkandung dalam vape berpotensi merusak organ tubuh lainnya, yakni otak. Zat ini dapat membahayakan perkembangan otak remaja yang terus bertumbuh sampai sekitar usia 25 tahun.

Nikotin bisa mengganggu proses pembuatan ingatan atau keterampilan baru yang dibangun di antara sel-sel otak. Lebih tepatnya, merusak bagian otak yang mengontrol perhatian, suasana hati, pembelajaran, dan kontrol impuls pada remaja. 

Menyebabkan Penyakit Jantung

Tak cuma paru-paru, kinerja jantung pun berpotensi terganggu akibat nikotin yang dihirup saat vaping. Nikotin yang terserap melalui aliran darah akan merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon epinefrin (adrenal).

Pelepasan hormon epinefrin inilah yang menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung meningkat. Pun saat jantung dipaksa untuk bekerja terlalu keras, risiko berbahaya seperti serangan jantung akan muncul.

Meningkatkan Risiko Kanker

Bahaya vaping juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kanker. Beberapa merek rokok elektrik bahkan mengandung formaldehida, yang lantas bisa memicu terjadinya kanker.