Sport

Diwarnai Walk Out, Usman Effendi Terpilih Pimpin KONI Banjar

apahabar.com, MARTAPURA – Diwarnai walk out, H Usman Effendi terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Komite Olahraga…

Usman Effendi (kanan) terpilih secara aklamasi menjadi Ketua KONI Banjar periode 2021-2025. Foto: apahabar.com/Hendra Lianor

apahabar.com, MARTAPURA – Diwarnai walk out, H Usman Effendi terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Banjar periode 2021-2025, Rabu (8/12).

Usman Effendi terpilih dalam Musyawarah Olahraga Kabupaten (Musorkab) Banjar 2021 yang digelar di Aston Hotel, Gambut.

Sebelum terpilih menggantikan pejabat sebelumnya Viktor N Siregar, Usman sedianya harus bertarung dengan Gusti Abdurrachman atau biasa dikenal dengan Antung Aman.

Kedua sosok tersebut akan memperebutkan suara 34 dari 37 cabang olahraga yang terdaftar sebagai anggota KONI Banjar.

Namun menjelang pemilihan ketua, terjadi aksi walk out dari 16 pengurus cabang olahraga pendukung Antung Aman.

Penyebabnya Antung Aman digugurkan sebagai calon, lantaran terbentur aturan. Diketahui salah satu syarat ketua umum adalah tidak boleh memiliki jabatan sebagai anggota DPRD.

“Terkait persyaratan tersebut, kami sudah melakukan beberapa kali musyawarah. Namun mereka tetap keras dengan pendirian. Pun dalam tata tertib pemilihan, aturan itu sudah tertera,” papar Kun Nasrullah, Sekretaris Tim penjaringan Calon Ketua KONI Banjar.

Setelah kesepakatan bersama gagal, jalan terakhir yang ditempuh adalah menggelar voting. Hasilnya suara mayoritas menginginkan musyawarah diteruskan.

“Voting sudah sah berdasarkan AD/ART, karena kehadiran peserta Musorkab wajib 2/3 dari total cabang olahraga,” papar Nasrullah.

“Sedangkan untuk mengambil keputusan dalam Musorkab, harus 50 persen plus 1 dari yang hadir,” tegasnya.

Di sisi lain, cabang olahraga yang memutuskan walk out tetap tidak puas terhadap mekanisme pemilihan oleh panitia penjaringan.

“Mereka beralasan calon melanggar aturan dan harus didiskualifikasi. Padahal kalau bicara soal aturan, mekanisme penjaringan sudah cacat hukum sejak awal,” seru Irwan Bora, Ketua Lemkari Banjar.

Mereka juga mengklaim tidak dilibatkan dalam pemilihan untuk menentukan ketua dan anggota penjaringan ketua KONI Banjar.

“Kami merasa Musorkab KONI Banjar ini dikriminalisasi. Dari zaman dulu sampai sekarang, seakan-akan kepengurusan sudah menjadi. Kalau sebelumnya menjabat wakil ketua, selanjutnya dibantu menjadi ketua,” beber Irwan.

Untuk langkah selanjutnya, 18 cabang olahraga yang memilih walk out tersebut akan berkonsolidasi dengan Pemkab Banjar.

“Semestinya setelah kami walk out, pengambilan keputusan tidak lagi sah, karena belum memenuhi 2/3 yang hadir,” jelas Irwan. Bora

“Kuorum seharusnya 24, sedangkan yang tersisa hanya 18 atau masih kurang 6. Namun karena mereka memaksakan kehendak, berarti pemilihan tidak lagi demokratis," tandasnya.