Dituntut Warga Jejangkit Batola, PT Palmina Buka Suara

Setelah dituntut mematuhi hasil mediasi oleh warga Kecamatan Jejangkit, Barito Kuala (Batola), PT Palmina Utama akhirnya buka suara.

Kondisi kedalaman banjir di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Rabu (5/4). Foto: apahabar.com/Bastian Alkaf

apahabar.com, MARABAHAN - Setelah dituntut mematuhi hasil mediasi oleh warga Kecamatan Jejangkit, Barito Kuala (Batola), PT Palmina Utama akhirnya buka suara.

Diketahui dalam mediasi yang diinisiasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Selatan, Jumat (24/3), dihasilkan tujuh kesepakatan.

Di antaranya menutup akses pembuangan air melalui pompa ke outlet dari kebun sawit PT Palmina maupun PT Putra Bangun Bersama (Julong Group), sampai kajian teknis lebih lanjut.

Kemudian perusahaan juga diminta menutup semua outlet yang mengarah ke handil di Jejangkit, serta membuka saluran pembuangan air ke Sungai Barito di Handil 14, 8, 6, 5, 4 dan 3.

Lantas setelah lebih dari sepekan berlalu, putusan tersebut belum sepenuhnya dijalankan oleh PT Palmina Utama.

Namun di sisi lain, pihak perusahaan mengklaim tidak sepenuhnya menyimpang dari keputusan yang dihasilkan dalam mediasi.

Humas PT Palmina, Herman Prawira, menjelaskan sudah mencoba mematikan pompa air dari kebun selama beberapa jam, Jumat (31/3) lalu.

"Ternyata hasilnya tak banyak berpengaruh, mengingat air banjir di Jejangkit datang dari hulu (Sungai Alalak). Sebenarnya tak cuma masyarakat, kami pun terdampak akibat hujan ekstrem," papar Herman, Rabu (5/4).

Baca Juga: Warga Jejangkit Batola Tagih Komitmen PT Palmina Atasi Banjir

Baca Juga: Gandeng Julong Group, Pemkab Batola Kembali Salurkan Bantuan ke Jejangkit

"Sekarang debit banjir berangsur turun, setelah beberapa hari tidak hujan. Dengan kondisi ini, mudahan image perusahaan sebagai penyebab banjir mulai berubah," sambungnya.

Sementara terkait pembukaan saluran pembuangan air ke Sungai Barito di Handil 14, 8, 6, 5, 4 dan 3, PT Palmina menunggu kebijakan Pemkab Batola.

"Kami menunggu keputusan Pemkab Batola, karena handil-handil itu akan melewati desa lain. Kalau pemerintah memperbolehkan dan masyarakat bersepakat, kami tidak masalah," tegas Herman.

"Sepenuhnya kami terus berkoordinasi dengan pemerintah, karena perusahaan tak ingin merugikan masyarakat. Pun Pemkab Batola mengerti bahwa banjir di Jejangkit termasuk bencana, sehingga turun tangan memberi bantuan," sambungnya.

Sehubungan dengan rencana normalisasi sungai yang menghubungkan Jejangkit ke Sungai Barito, PT Palmina mengutarakan kesiapan.

"Itu merupakan tanggung jawab bersama. Pemkab Batola yang melakukan sosialisasi kepada masyarakat, kami menyediakan alat, BBM dan operator," beber Herman.

"Bahkan pembukaan aliran sungai di Desa Sawahan akan segera dimulai, karena semua hal yang terkait masyarakat setempat sudah ditangani pemerintah," pungkasnya.