Kalsel

Diterjang Banjir 5 Meter, Rumah Nenek di Pengaron Hancur Lebur

apahabar.com, MARTAPURA – Noor Halifah (67) menangis. Rumahnya di Desa Lok Tunggul, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar,…

Kondisi Rumah Noor Halifah dan Jamiluddin yang tersisa puing-puing setelah dihantam banjir. Foto-apahabar.com/Mada

apahabar.com, MARTAPURA – Noor Halifah (67) menangis. Rumahnya di Desa Lok Tunggul, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, hancur dihantam banjir, Rabu (20/01).

Menurut Rudi (26) seorang saksi mata, rumah Halifah sempat terguling tiga kali sebelum menghantam rumah lainnya.

“Rumah Nenek Halifah terguling tiga kali sebelum menghantam rumah milik Jamiluddin. Setelah kejadian itu, kedua rumah itu tidak berbentuk lagi. Tinggi air hampir lima meter, kurang lebih,” ucapnya.

Sebelum rumahnya dihantam banjir, Halifah sempat ingin melakukan hal nekat. Dia ingin menceburkan diri ke dalam arus air dengan maksud menyelamatkan rumahnya. Tapi warga setempat segera mengingatkannya.

“Sabar, Ni (Nek), pian jangan becabur lah. Asal pian aja selamat,” ungkap Halifah menirukan nasihat warga lainnya.

Saat itu, warga lainnya berupaya mencegah dengan memegang tangan Halifah.

Noor Halifah. Foto-apahabar.com/Mada

“Saya hanya bisa menangis. Banyak warga yang memegangi saya agar tidak nyebur ke arus untuk menyelamatkan rumah saya yang hanyut,” kata Halifah, lirih.

Setelahnya, Halifah mengungsi di musala yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya. Tak banyak yang bisa dia perbuat. Dia hanya mampu menyelamatkan pakaian dan sebagian perkakas dapur.

Halifah yang bekerja sebagai penyadap karet di kebun milik tetangganya itu pun hanya bisa meratapi nasibnya.

“Untuk saat ini, saya tidak bisa bekerja lagi karena karet pohonnya basah, dan juga untuk memanen padi juga belum ada,” jelasnya.

Selain rumah Halifah, banjir yang disebabkan karena luapan Sungai Riam Kiwa juga menyeret 6 rumah lainnya.

Salah satu korbannya bernama Jamiluddin (40) yang memiliki 3 orang anak dan satu istri.

“Kami yang tertimpa musibah ini sekarang mengungsi ke rumah warga yang mau menampung. Terkadang juga berpindah-pindah,” tuturnya.

Kepala Desa Lok Tunggul, Ja’far, menyampaikan keinginannya untuk membangun rumah warga yang hancur. Tapi dia tahu itu bukan hal yang mudah.

“Kami saat ini mengharapkan bantuan dari pemerintah saja untuk membantu membangunkan rumah milik warga yang sudah hancur lebur tersapu banjir,” pungkasnya.

Banjir yang disebabkan oleh luapan sungai Riam Kiwa pada Sabtu (16/1) pada pukul 12.30 Wita menghancurkan dua rumah warga di RT 02 RW 01.

Beberapa rumah yang rusak berada di Desa Benteng (5 rumah) dan di Desa Lok Tunggul RT 02 RW 01 (2 rumah).